Langsung ke konten utama

Postingan

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam
Postingan terbaru

Parables atau Perumpamaan: Inti Ajaran Yesus untuk bangsa Gentiles

Nabi Yesus [pada mulanya] diutus untuk bangsa Yahudi atau bani Israil, hal ini sudah terang benderang tercatat di dalam Kitab Injil Matius PB dan juga Al Quran (antara lain QS 61:6). Namun, ternyata sebagian umat Yahudi pada masa tersebut menolak Yesus. Sebaliknya kemudian ternyata pada gilirannya justru terjadi banyak bangsa gentiles yang tertarik dengan ajaran Yesus, dimana ajaran Yesus yang semula didominasi untuk bangsa Yahudi (Jewish Christian) tersebut kemudian bermetamorfosis menjadi ajaran Kristen yang sebagian besar pengikutnya justru berasal dari bangsa gentiles sehingga ajarannya pun bersifat lebih universal. Hal ini nampaknya sejalan dengan yang digambarkan dalam Injil Thomas 109, Injil Matius 20:1-16, dan juga Injil Lukas 14:16-24. Ketika saya membaca Kitab Injil Matius dan Lukas (Double Tradition), saya mendapatkan kesan bahwa Khotbah di Bukit maupun Sermon on the Plain ditujukan untuk bangsa Israel (Yahudi). Salah satu indikasinya adalah ketika Yesus mengutip ayat-ayat T

Menjadi Ummatan Wasathan: Umat Pertengahan atawa Moderat

Setelah belasan tahun saya membaca dan mempelajari Kitab Injil dengan berbagai variasinya mulai dari Injil Perjanjian Baru, Injil Thomas, Injil Q, Injil Ibrani atau Hebrew Matthew , dan yang terakhir Injil Marcion, saya mendapatkan kesimpulan bahwa Kitab Injil tidak ditujukan untuk saya, dan barangkali juga tidak diperuntukkan untuk bangsa non-Israel atau bangsa gentiles seperti kita pada umumnya. Terdapat beberapa clue bahwa kitab Injil tidak ditujukan untuk bangsa gentiles , namun ia diperuntukkan untuk bangsa Yahudi atau bangsa Israel. Beberapa petunjuk bahwa Injil itu sebenarnya ditujukan untuk bani Israel adalah sebagai berikut: 1. Di dalam Al Quran, Nabi Isa menyatakan bahwa beliau diutus untuk bani Israel. (ref QS 61:6, dan 43:59). Hal senada juga terdapat dalam Injil Matius. (ref: Mat 15:24). 2. Yesus melarang murid-muridnya untuk berdakwah kepada bangsa gentiles (Mat 10:5) 3. Dalam Injil Matius, Yesus mengatakan kepada para pendengarnya (yang dapat diasumsikan adalah orang-

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para

Inikah Injil Yang Asli?

  Sudah bertahun-tahun saya tertarik dengan kitab Injil dan mempelajari Injil. Dan sudah bertahun-tahun pula saya memikirkan, sebenarnya kitab Injil yang mana yang dimaksud oleh Al Quran ketika Al Quran berbicara tentang Injil. Beberapa kitab injil yang pernah menjadi kandidat antara lain, Injil Mathius, Injil Lukas, Injil Q, Injil Ibrani (Gospel of the Hebrews), Injil Barnabas, Injil Didache, and last but certanly not the least : the Gospel of Marcion atau Injil Marcion. Sebagian besar injil yang saya sebutkan di atas memiliki sejumlah kelemahan karena satu dan lain hal. Kecuali Injil Marcion.  Injil Matius PB dan Injil Lukas PB, misalnya, selain kedua kitab tersebut mengandung sejumlah kesalahan minor, namun yang lebih utama adalah karena beberapa ayat dalam Injil Matius PB dan Injil Lukas bertentangan dengan Al Quran. Salah satu kontradiksinya adalah bahwa baik dalam Injil Matius maupun Injil Lukas, genealogi Yesus selalu dikaitkan dengan Yusuf si tukang kayu, yang pada akhirnya da

Recap: Kitab Yang Diwariskan (Fathir 32)

Premis yang saya gunakan adalah dari definisi warisan itu sendiri. Berdasarkan Tafsir ibnu Jarir Ath Thabari, arti warisan adalah berpindahnya satu pemahaman dari satu kaum ke kaum yang lain (Tabari jilid 21 hal 550 cetakan pustaka azzam).  Jika ibnu Jarir benar, bahwa definisi warisan dalam QS 35:32 tsb adalah berpindahnya pemahaman dari suatu kaun kepada kaum yang lain, maka Kitab Tanakh versi Masoretic Text atau Kitab Perjanjian Lama versi Alkitab Protestan tidak memenuhi kriteria tersebut. Karena sejatinya Kitab Perjanjian Lama versi Alkitab Protestan hanya sekedar terjemahan dari Kitab Tanakh versi Masoretic Text -nya orang Yahudi. Tidak ada proses berpindahnya pemahaman dari kaum Yahudi kepada orang Kristen (Protestan) karena pada dasarnya kitab yang mereka percayai sebenarnya sama saja (hanya beda urutan kitab), tanpa ada banyak perbedaan isi/ayat Alkitab. Menurut pendapat saya, sejauh yang saya ketahui, hanya terdapat tiga kitab saja yang nampaknya memenuhi kriteria sebagai k

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada