Puluhan tahun yang lalu, ketika saya masih kecil, di rumah kami tersedia banyak koleksi buku, salah satunya adalah seri Ceritera dari Lima Benua terbitan PT Gramedia. Ada puluhan judul yang telah diterbitkan dari seri Ceritera dari Lima Benua ini, namun hanya ada dua judul yang berkesan bagi saya hingga saya dewasa. Yang pertama adalah Mimpi (Ceritera dari Inggris) yang belakangan baru saya ketahui bahwa judul aslinya adalah the Pedlar of Swaffham. Sedangkan yang kedua adalah Simon dan Orang Bercahaya, yang belakangan baru saya tahu bahwa kisah tersebut merupakan salah satu cerpen dari Leo Tolstoy yang di dalam bahasa Inggrisnya berjudul What Men Live By.
Simon dan Orang Bercahaya berkesan buat saya karena ceritanya memang bagus dan menyentuh hati saya. Akan tetapi Mimpi (Pedagang Keliling dari Swaffham) adalah buku yang membuat saya paling terkesan, karena cerita dalam Mimpi ini mengingatkan saya kepada perjalanan spiritual saya pribadi.
Mimpi ini merupakan saduran dari cerita dalam bahasa Inggris yang aslinya berjudul the Pedlar of Swaffham. Dan konon katanya sebelum ada kisah the Pedlar of Swaffham versi Inggris ini ternyata kisah serupa juga pernah diceritakan sebelumnya dalam berbagai versi termasuk dalam kisah 1001 malam. Namun, ketika saya membaca berbagai versi the Pedlar of Swaffham di internet, saya tetap tak bisa melupakan buku Mimpi terbitan PT Gramedia, karena menurut saya pribadi, versi Gramedia ini merupakan versi yang paling lengkap dan detail, mungkin karena diperkaya dengan bumbu-bumbu cerita yang tidak ada dalam versi aslinya. Sedangkan berbagai versi berbahasa Inggris serupa the Pedlar of Swaffham yang ada di internet, umumnya ceritanya terlalu pendek.
Bertahun-tahun saya mencari buku Mimpi ini, dengan niatan untuk meng-uploadnya pada blog pribadi saya. Akhirnya kemarin saya menemukan salah satu seller di tokopedia yang menyediakan buku ini. Sebenarnya seller tsb menjual buku ini dalam bentuk paket yang terdiri dari 25 buku, sementara buku yang saya incar hanya buku Mimpi ini. Tapi karena saya sangat menginginkan buku ini, maka saya membeli paket tsb.
Dan setelah saya mendapatkan buku Mimpi ini, akhirnya kesampaianlah keinginan terpendam saya untuk meng-upload buku ini, dengan harapan cerita ini dapat dibaca untuk umum. Siapa tahu buku ini dapat menginspirasi banyak orang, sebagaimana buku ini menginspirasi saya. Saya berani meng-upload buku ini di internet karena Gramedia sudah puluhan tahun tidak lagi menjual buku ini. Entah kenapa Gramedia tidak mau mencetak ulang seri Ceritera dari Lima Benua yang sebenarnya sangat bagus ini. Seandainya Gramedia mau mencetak ulang buku ini tentu saya akan menghapus images yang ada pada postingan ini.
Berikut adalah buku Mimpi terbitan Gramedia puluhan tahun yang silam. Namun ada halaman yang sengaja tidak saya upload, karena menurut saya halaman tsb jika dihilangkan pun tidak akan berpengaruh banyak terhadap jalannya cerita.
Jadi begini, pada awalnya saya hanya membaca Al Quran dan hanya percaya kepada Al Quran. Kemudian saya membaca Alkitab dan pada akhirnya saya pun percaya kepada Alkitab (dengan tetap beriman kepada Al Quran tentunya). Nah, setelah saya membaca Alkitab dan mempercayainya, dan kemudian saya membaca kembali Al Quran, maka saya memahami Al Quran secara berbeda dibandingkan ketika saya hanya membaca dan percaya kepada Al Quran saja. Hal ini membuat saya meyakini bahwa seorang muslim seyogyanya tidak cukup beriman kepada Al Quran semata, tapi ia juga harus beriman kepada kitab-kitab sebelum Al Quran (dalam hal ini direpresentasikan oleh Alkitab atau the Bible), barulah lengkap imannya. Jika seseorang beriman kepada Al Quran dan Alkitab secara bersamaan, maka menurut saya, orang tersebut akan dapat melihat the big picture dari rencana Tuhan dengan lebih baik dan komprehensif.
Komentar
Posting Komentar