Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Merekonsiliasi Al Quran dengan Alkitab: Kisah Burung Puyuh

Salah satu kisah di dalam Alkitab dan Al Quran yang menurut saya paling sulit dijelaskan adalah kisah mengenai diturunkannya burung puyuh ( salwa ) kepada bangsa Israel. Apakah sebenarnya manna dan burung puyuh diturunkan oleh Tuhan untuk bani Israel pada saat yang sama sebagaimana diindikasikan di dalam QS 2:57 dan 7:160, dan juga Kitab Keluaran 16: 8, 12-13 dan Mazmur 105:40? Kalau iya, ini sulit menjelaskan keluhan dari bani Israel yang mengatakan bahwa mereka tidak tahan dengan satu jenis makanan saja (QS 2:61). Bahkan di dalam Kitab Bilangan 11 dinyatakan secara lebih spesifik bahwa pada saat itu bangsa Israel tidak mendapatkan sesuatu apapun selain manna (Bil. 11:6). Kitab Bilangan 11: 4-30 secara gamblang menjelaskan bahwa pada saat itu hanya manna saja yang sudah diturunkan, sementara burung puyuh belum diturunkan. Demikian juga dengan yang dinyatakan dalam Bilangan 21:5 yang menyatakan bahwa mereka telah muak dengan makanan yang ada pada mereka. Hal ini mengindikasikan bahw

Doublet di dalam Alkitab dan teori JEPD

Apakah doublet itu? Yang dimaksudkan dengan doublet di sini adalah suatu kisah di dalam Alkitab yang diceritakan dua kali (atau lebih) di dalam tempat yang berbeda. Contoh dari doublet adalah kisah mengenai Abraham yang berbohong kepada penguasa setempat ketika mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya (Kejadian 12:10-20 vs Kejadian 20), kisah Yakub yang dua kali memberikan nama Bethel untuk kota Lus (Kejadian 28:19 vs Kejadian 35:6-7), kisah mata air yang keluar dari gunung batu di Masa (Keluaran 17:1-7 vs Bilangan 20:2-13), dan kisah burung puyuh (Keluaran 16: 8, 12-13 vs Bilangan 11:4-33). Umat kristiani (dan Yahudi) tradisional pada umumnya beranggapan bahwa doublet tersebut memang terjadi dua kali. Misalnya Abraham memang dua kali berbohong, kepada dua penguasa yang berbeda yaitu kepada Firaun di Mesir dan kepada Abimelekh di Gerar. Dan kisah mata air yang keluar dari gunung batu pun juga terjadi dua kali. Namun, menurut saya yang paling sulit dikompromikan adalah kisah burung pu

Bukan Kitab Sejarah

Al Quran bukan kitab sejarah. Setidaknya, Al Quran bukanlah buku sejarah sebagaimana standar sejarah yang kita kenal saat ini. Kalau sesuai standar buku sejarah masa kini, di dalam menceritakan suatu kisah atau kejadian, maka sejarah haruslah menjelaskan siapa nama tokohnya atau pelakunya, kapan terjadinya, di mana tempat kejadiannya, serta kejadian tersebut haruslah diceritakan sesuai urutan kronologi peristiwanya. Dalam hal ini Al Quran tidak memenuhi semua kriteria di atas. Di dalam menceritakan suatu kisah Al Quran terkadang memang menyebutkan nama tokoh utama dalam kisah tersebut, namun lebih sering Al Quran tidak menyebutkan nama karakter dalam kisah-kisahnya. Demikian juga dengan lokasi dan waktu kejadian, Al Quran tidak pernah menyebutkan waktu dan lokasi suatu kejadian. Mengenai kronologi kejadian di dalam suatu kisah, terkadang Al Quran menceritakan sesuatu di dalam sebuah ayatnya sesuai kronologi kejadian. Namun, di lain saat, Al Quran tidak menceritakan sesuatu sesuai ur