Langsung ke konten utama

Merekonsiliasi Al Quran dengan Alkitab: Kisah Burung Puyuh

Salah satu kisah di dalam Alkitab dan Al Quran yang menurut saya paling sulit dijelaskan adalah kisah mengenai diturunkannya burung puyuh (salwa) kepada bangsa Israel.

Apakah sebenarnya manna dan burung puyuh diturunkan oleh Tuhan untuk bani Israel pada saat yang sama sebagaimana diindikasikan di dalam QS 2:57 dan 7:160, dan juga Kitab Keluaran 16: 8, 12-13 dan Mazmur 105:40? Kalau iya, ini sulit menjelaskan keluhan dari bani Israel yang mengatakan bahwa mereka tidak tahan dengan satu jenis makanan saja (QS 2:61). Bahkan di dalam Kitab Bilangan 11 dinyatakan secara lebih spesifik bahwa pada saat itu bangsa Israel tidak mendapatkan sesuatu apapun selain manna (Bil. 11:6). Kitab Bilangan 11: 4-30 secara gamblang menjelaskan bahwa pada saat itu hanya manna saja yang sudah diturunkan, sementara burung puyuh belum diturunkan. Demikian juga dengan yang dinyatakan dalam Bilangan 21:5 yang menyatakan bahwa mereka telah muak dengan makanan yang ada pada mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa sebenarnya manna dan burung puyuh tersebut tidak diturunkan dalam satu kesempatan yang sama.

Bagaimana mendamaikan kejadian ini?
Setelah saya mencoba merenungkan berbagai ayat Al Quran dan Alkitab, saya berkesimpulan bahwa sebenarnya ada tiga kisah yang berbeda terkait manna dan burung puyuh yang diceritakan di dalam Alkitab sebagai berikut.

Pertama, bangsa Israel terkenang kembali akan daging dan roti yang biasa mereka makan sampai kenyang di Mesir (Keluaran 16:3), dan mereka meminta kepada Tuhan untuk menyediakan roti atau daging kepada mereka (Mazmur 78:20). Kemudian Tuhan menjawab keluhan bani Israel ini dengan cara menurunkan hujan roti (manna) dari langit untuk bangsa Israel (Keluaran 16:4). Dalam hal ini yang diturunkan oleh Tuhan hanya manna saja, dan pada saat itu Tuhan belum menurunkan burung puyuh.

Kedua, bangsa Israel mengeluh karena mereka ingin makan daging (Bilangan 11:4) dan mereka tidak merasa puas dengan manna yang ada pada mereka (Bilangan 11: 6). Tuhan merespons keluhan bani Israil ini dengan memberi burung puyuh kepada mereka selama 30 hari berturut-turut sampai mereka merasa muak (Bilangan 11:20). Nah, yang perlu dicermati adalah bahwa ketika Tuhan menurunkan burung puyuh ini, otomatis Tuhan tidak menurunkan manna lagi selama beberapa saat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Bilangan 11:32 yang menyatakan bahwa bangsa Israel mengumpulkan burung puyuh sepanjang hari dan sepanjang malam dan sepanjang hari esoknya. Dikatakan bahwa, setiap orang paling sedikit mengumpulkan 10 gomer atau minimal sepuluh kali jatah harian manna mereka, yang artinya bahwa pada saat itu manna sudah tidak perlu diturunkan lagi. Namun, nampaknya orang Israel masih belum puas dan mereka masih ingin meminta lebih, karena sebagaimana telah dikatakan oleh Tuhan bahwa bangsa Israel bahkan akan merasa muak dengan makanan yg ada pada mereka tersebut (Bil 11:20).

Ketiga, karena mereka telah muak dengan makanan yang ada pada mereka tersebut (yakni burung puyuh), mereka mengeluh lagi kepada Tuhan dan kepada Nabi Musa dan mengatakan: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan ini kami telah muak" (Bilangan 21:5). Hal inilah yang kemudian bergema di dalam Al Quran QS 2:61: "Hai Musa, kami tidak tahan dengan satu macam makanan saja". Lebih lanjut, bangsa Israel meminta kepada Tuhan agar menyediakan sayur-mayur, ketimun, bawang putih, dan bawang merah dari bumi (padahal mereka telah menerima makanan dari langit). Hal senada juga diungkapkan di dalam Kitab Bilangan 11:5. Bukankah sudah lazim untuk memakan burung puyuh atau burung dara atau ayam goreng dengan ketimun, dan dibumbui dengan bawang putih, dan bawang merah? Kalau selera orang Israel sama seperti selera orang Indonesia, barangkali mereka juga akan meminta sambal dan tomat :p
Inilah yang menyebabkan kemurkaan Tuhan kepada [sebagian] bani Israel, yaitu karena mereka meminta sesuatu yang rendah (makanan dari bumi) sebagai pengganti yang lebih baik (makanan dari langit). Oleh karena itu bangkitlah murka Tuhan terhadap bangsa itu dan Tuhan memukul bangsa itu dengan suatu tulah yang besar (Bil. 11:33-34). Hal senada juga dinyatakan kembali di dalam Mazmur 78:27-31 sebagai berikut:
"Dia menurunkan kepada mereka hujan daging seperti debu banyaknya dan hujan burung-burung bersayap seperti pasir laut ...
Mereka makan dan menjadi sangat kenyang, Dia telah memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan.
Tetapi mereka belum merasa puas,
sedang makanan masih ada di mulut mereka;
maka bangkitlah murka Allah kepada mereka."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para