Langsung ke konten utama

Doublet di dalam Alkitab dan teori JEPD

Apakah doublet itu?
Yang dimaksudkan dengan doublet di sini adalah suatu kisah di dalam Alkitab yang diceritakan dua kali (atau lebih) di dalam tempat yang berbeda.

Contoh dari doublet adalah kisah mengenai Abraham yang berbohong kepada penguasa setempat ketika mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya (Kejadian 12:10-20 vs Kejadian 20), kisah Yakub yang dua kali memberikan nama Bethel untuk kota Lus (Kejadian 28:19 vs Kejadian 35:6-7), kisah mata air yang keluar dari gunung batu di Masa (Keluaran 17:1-7 vs Bilangan 20:2-13), dan kisah burung puyuh (Keluaran 16: 8, 12-13 vs Bilangan 11:4-33).

Umat kristiani (dan Yahudi) tradisional pada umumnya beranggapan bahwa doublet tersebut memang terjadi dua kali. Misalnya Abraham memang dua kali berbohong, kepada dua penguasa yang berbeda yaitu kepada Firaun di Mesir dan kepada Abimelekh di Gerar. Dan kisah mata air yang keluar dari gunung batu pun juga terjadi dua kali. Namun, menurut saya yang paling sulit dikompromikan adalah kisah burung puyuh yang disebut di dalam Keluaran 16 dan Bilangan 11. Rasanya mustahil untuk menerima bahwa kisah burung puyuh tsb terjadi dua kali.

Para sarjana Alkitab (scholars) umumnya beranggapan bahwa doublet tersebut sebenarnya adalah satu kisah yang sama namun diceritakan dua kali oleh penulis yang berbeda. Dari mana para scholars tersebut dapat menyimpulkan hal ini? Antara lain dari gaya penulisan, dan terutama di dalam menyebutkan [nama] Tuhan di mana salah satu penulis selalu konsisten menyebutkan Tuhan dengan nama YHWH, sedangkan penulis lainnya sering menyebut Tuhan dengan sebutan Elohim.

Berdasarkan karakteristik ini, para scholars mengidentifikasi bahwa ternyata terdapat setidaknya empat orang penulis yang berbeda untuk lima kitab pertama yang ada di dalam Alkitab, atau yang biasa disebut dengan Pentateuch. Berbeda dengan orang Kristen dan Yahudi orthodox yang umumnya berpendapat bahwa Pentateuch atau Taurat itu ditulis oleh Nabi Musa sendiri, para scholars mengidentifikasi bahwa penulis dari Pentateuch tersebut ada empat orang yang masing-masing disebut sebagai J, E, P, dan D.
J disebut sebagai J karena ia selalu menyebut Tuhan dengan nama Yahweh atau Jahweh di dalam bahasa Jerman. E disebut E karena ia sering menyebut Tuhan dengan sebutan Elohim di dalam narasinya. Sedangkan P disebut P karena ia diidentifikasi berasal dari kalangan imam (Priestly), sedangkan D disebut D karena ialah yang bertanggung jawab dalam menyusun Kitab Ulangan (Deuteronomy).

Bagaimana kontribusi JEPD terhadap Alkitab?
P dianggap bertanggung jawab sepenuhnya kepada Kitab Imamat (Leviticus), sedangkan D bertanggung jawab terhadap kitab Ulangan (Deuteronomy).

Sedangkan Kitab Kejadian, Keluaran, dan Bilangan adalah gabungan dari tulisan J, E, dan P yang disusun menjadi satu oleh seseorang yang kemudian disebut dengan R atau Redactor. R ini diidentifikasi sebagai Ezra (atau Uzair?).

Oleh karena Kitab Kejadian, Keluaran, dan Bilangan ditulis oleh tiga atau empat orang yang berbeda, maka itu bisa menjelaskan mengapa di dalam Alkitab terdapat banyak kontradiksi dan juga doublet.

Namun saya rasa hal ini tidak harus menghalangi orang beriman untuk percaya kepada Alkitab, atau setidaknya percaya kepada sebagian dari Alkitab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Menyembah dan Melayani

Kebanyakan muslim di Indonesia, jika ditanyakan pertanyaan, mengapa Allah menciptakan manusia, kemungkinan besar mereka akan menjawab, bahwa Allah menciptakan manusia untuk menyembah Allah, dengan berdalil kepada Quran Surah Adz Dzariyat ayat 56 (QS 51:56). Kata menyembah tsb diterjemahkan dari kata terakhir dalam ayat tsb, yakni liya'buduun , yang memiliki akar kata ( ain , ba' , dan dal ), yang sering diterjemahkan sebagai menyembah, atau beribadah.  Demikian juga kalau kita membaca terjemahan ayat tsb dalam bahasa Inggris, maka sebahagian besar penerjemah menerjemahkan kata tsb sebagai "to worship" yang merupakan padanan kata dari kata "menyembah"  ( I did not create jinn and humankind except to worship Me ). Demikian juga dengan ayat kelima dalam surah Al Fatihah, Iyyaka na'budu wa iyyaka nas'tain , yang sering diterjemahkan sebagai menyembah atau to worship . Begitu juga dengan Al kaafirun 2 dll yang diterjemahkan sebagai menyembah atau wors...

Taurat, Injil, dan Al Furqan

Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (QS 3:3-4) Di dalam ayat QS 3:3-4 ini Tuhan menyebutkan empat Kitab Suci sekaligus, yaitu Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (Al Quran), Taurat, Injil, dan Al Furqan . Kita sudah tahu bahwa Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Al Quran. Tetapi apakah yang dimaksud dengan Taurat, Injil, dan Al Furqan ? Taurat dan Injil Pada umumnya, orang mengenal Kitab Taurat sebagai lima kitab pertama dari Perjanjian Lama (Pentateuch) , yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan ( Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, and Deuteronomy ) Sedangkan untuk Kitab Injil, o...

Menelusuri Jejak Injil yang Asli

Beberapa tahun yang lalu, dalam salah satu thread Sosial-Budaya di forum.detik.com, seorang member Nasrani mempertanyakan mengapa umat Islam yang kerap menuduh bahwa Injil [Perjanjian Baru] yang sekarang ini beredar sudah tidak asli lagi. Kalau memang demikian, lalu dimanakah Injil yang asli tersebut? Kira-kira begitu pertanyaannya. Apakah benar bahwa umat Islam hanya asal menuduh bahwa Injil Perjanjian Baru yang saat ini beredar sudah tidak asli lagi? Bagaimana dengan pendapat para scholars? Satu hal yang pasti, para ahli sepakat bahwa ketika Yesus hidup sekitar 2000 tahun yang lalu, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Yesus adalah bahasa Semit, entah itu bahasa Ibrani (Hebrew) atau bahasa Aram (Aramaic) . Memang benar bahwa sebagian besar scholars berpendapat bahwa bahasa yang digunakan oleh Yesus adalah bahasa Aram; namun sebagian kecil scholars yang lain -dengan bukti-bukti yang cukup meyakinkan- meyakini bahwa Yesus berbicara dalam bahasa Ibrani (Hebrew) . Apalagi ...