Langsung ke konten utama

Bukan Kitab Sejarah

Al Quran bukan kitab sejarah. Setidaknya, Al Quran bukanlah buku sejarah sebagaimana standar sejarah yang kita kenal saat ini.
Kalau sesuai standar buku sejarah masa kini, di dalam menceritakan suatu kisah atau kejadian, maka sejarah haruslah menjelaskan siapa nama tokohnya atau pelakunya, kapan terjadinya, di mana tempat kejadiannya, serta kejadian tersebut haruslah diceritakan sesuai urutan kronologi peristiwanya.

Dalam hal ini Al Quran tidak memenuhi semua kriteria di atas. Di dalam menceritakan suatu kisah Al Quran terkadang memang menyebutkan nama tokoh utama dalam kisah tersebut, namun lebih sering Al Quran tidak menyebutkan nama karakter dalam kisah-kisahnya. Demikian juga dengan lokasi dan waktu kejadian, Al Quran tidak pernah menyebutkan waktu dan lokasi suatu kejadian. Mengenai kronologi kejadian di dalam suatu kisah, terkadang Al Quran menceritakan sesuatu di dalam sebuah ayatnya sesuai kronologi kejadian. Namun, di lain saat, Al Quran tidak menceritakan sesuatu sesuai urutan kejadiannya.

Contohnya adalah, ketika menyebutkan nama-nama Nabi, Al Quran sering tidak menyebutkan nama-nama Nabi sesuai dengan urutan kronologi Nabi-nabi tersebut, namun sepertinya Tuhan menyebutkan nama-nama Nabi secara acak.

Saya memiliki dugaan liar bahwa Tuhan sengaja memberikan puzzle kepada umat-Nya yang mau berpikir. Yaitu, jika umat-Nya ingin mengetahui detil kisah tersebut lebih lanjut, agar umat-Nya mengacu kepada kitab-Nya yang lain ... yaitu kitab-kitab-Nya yang berceceran di dalam Alkitab yang kita kenal sekarang ini.

Dalam banyak hal, Alkitab lebih pantas disebut sebagai kitab sejarah dibandingkan Al Quran. Alkitab selalu menyebutkan nama tokoh atau karakter di dalam suatu kisah, Alkitab selalu menyebutkan tempat kajadian dan kapan kejadian tersebut terjadi. Dan Alkitab sering (namun tidak selalu) menceritakan sesuatu sesuai dengan urutan kronologi kejadiannya. Saya katakan sering, sebab karena suatu hal, maka Alkitab telah diedit oleh seorang (atau banyak?) redaktor yang "mengubah perkataan dari tempat-tempatnya" sehingga beberapa kisah di dalam Alkitab yang tadinya sudah disusun sesuai kronologi kejadian menjadi tersebar di berbagai tempat. Alhasil, dalam beberapa bagian, kisah di dalam Alkitab pun juga merupakan puzzzle bagi pembacanya, karena dalam Alkitab sendiri terdapat beberapa kontradiksi dan doublet (suatu kisah yang sama namun diceritakan dua kali atau lebih di dalam Alkitab pada pasal atau kitab yang berbeda).

Namun, dengan berbekal kepada Al Quran dan Alkitab, saya percaya bahwa orang-orang beriman yang mau berpikir dapat menyusun puzzle-puzzle di dalam Al Quran dan Alkitab menjadi suatu kisah yang utuh, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana sebenarnya kisah tersebut terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Taurat, Injil, dan Al Furqan

Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (QS 3:3-4) Di dalam ayat QS 3:3-4 ini Tuhan menyebutkan empat Kitab Suci sekaligus, yaitu Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (Al Quran), Taurat, Injil, dan Al Furqan . Kita sudah tahu bahwa Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Al Quran. Tetapi apakah yang dimaksud dengan Taurat, Injil, dan Al Furqan ? Taurat dan Injil Pada umumnya, orang mengenal Kitab Taurat sebagai lima kitab pertama dari Perjanjian Lama (Pentateuch) , yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan ( Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, and Deuteronomy ) Sedangkan untuk Kitab Injil, o...

Doomsday Preppers

Sejak beberapa bulan yang lalu, saluran TV National Geographic Channel (NGC) menayangkan acara Doomsday Preppers, yaitu sebuah acara yang mengetengahkan persiapan beberapa warga Amerika dalam menghadapi bencana atau catastrophe yang akan terjadi versi mereka masing-masing. Ada yang mengantisipasi kolapse-nya perekonomian dunia, ada yang mengantisipasi perang nuklir, senjata biologis seperti cacar, terjadinya pergeseran kutub dlsb. Dalam situasi seperti tadi, mereka percaya bahwa orang-orang akan bertindak anarkis dan akan terjadi penjarahan, kemudian toko-toko akan kehabisan stok makanan dan persediaan lain. Oleh karena itu, para penyongsong "hari kiamat" atau doomsday preppers ini menyediakan makanan, air, dan tempat perlindungan yang memadai untuk mereka masing-masing, sesuai dengan bencana yang akan terjadi versi mereka sendiri. Kalau saya boleh berandai-andai menjadi salah satu peserta doomsday preppers, maka versi saya mungkin akan seperti ini: Bencana yang akan te...

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam ...