Langsung ke konten utama

Postingan

My First Silver Coins - Koin Perak Pertamaku

Sudah beberapa tahun   sejak saya pertama kali membaca artikel mengenai gerakan sebagian umat Islam yang ingin kembali menggunakan uang dinar (emas) dan dirham (perak) dalam bermuamalah. Intinya, sebagian umat Islam merasakan pentingnya untuk kembali menggunakan mata uang emas (dinar) dan perak (dirham) dalam bertransaksi sehari-hari. Salah satu kelebihan mata uang emas adalah, ia stabil, tidak mengenal depresiasi, dan tidak terpengaruh oleh inflasi (atau deflasi) sebagaimana halnya uang kertas. Misalnya, jika kita menggunakan uang kertas, dua puluh tahun yang lalu dengan uang seribu rupiah kita sudah bisa makan di warung tegal, namun sekarang minimal kita harus menyiapkan uang senilai sepuluh ribu hingga dua puluh ribu rupiah untuk bisa makan di warteg. Hal ini tidak berlaku dengan uang emas yang nilainya selalu stabil dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dibuktikan dalam sebuah kisah yang diriwayatkan dalam kitab hadits. Alkisah, Nabi memberikan satu dinar kepada Urwa untuk me...

Mengimani Kitab Sebelum Al Quran

Di dalam Al Quran, terdapat satu ayat khusus yang mewajibkan orang-orang beriman untuk beriman kepada Kitab sebelum Al Quran. Ayat tersebut adalah sebagai berikut: "Hai orang-orang beriman, tetapah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya (yaitu Al Quran) dan Kitab yang Allah turunkan sebelumnya . Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan Hari Kemudian, maka sesungguhnya ia telah sesat sejauh-jauhnya." (QS 4:136) Pada umumnya sebagian muslim tidak terlalu memperhatikan ayat ini. Maintsream muslim menganggap bahwa Kitab (atau kitab-kitab) sebelum Al Quran saat ini sudah tidak ada lagi karena baik kitab suci umat Kristiani (yaitu Alkitab/Bible) maupun kitab suci umat Yahudi (yaitu Tanakh/Alkitab Perjanjian Lama) yang beredar saat ini sudah tidak asli lagi, sehingga ia tidak perlu diimani. Mainstream muslim percaya bahwa kitab sebelum Al Quran yang wajib diimani orang-ora...

Merekonsiliasi Al Quran dengan Alkitab: Kisah Burung Puyuh

Salah satu kisah di dalam Alkitab dan Al Quran yang menurut saya paling sulit dijelaskan adalah kisah mengenai diturunkannya burung puyuh ( salwa ) kepada bangsa Israel. Apakah sebenarnya manna dan burung puyuh diturunkan oleh Tuhan untuk bani Israel pada saat yang sama sebagaimana diindikasikan di dalam QS 2:57 dan 7:160, dan juga Kitab Keluaran 16: 8, 12-13 dan Mazmur 105:40? Kalau iya, ini sulit menjelaskan keluhan dari bani Israel yang mengatakan bahwa mereka tidak tahan dengan satu jenis makanan saja (QS 2:61). Bahkan di dalam Kitab Bilangan 11 dinyatakan secara lebih spesifik bahwa pada saat itu bangsa Israel tidak mendapatkan sesuatu apapun selain manna (Bil. 11:6). Kitab Bilangan 11: 4-30 secara gamblang menjelaskan bahwa pada saat itu hanya manna saja yang sudah diturunkan, sementara burung puyuh belum diturunkan. Demikian juga dengan yang dinyatakan dalam Bilangan 21:5 yang menyatakan bahwa mereka telah muak dengan makanan yang ada pada mereka. Hal ini mengindikasikan bahw...

Doublet di dalam Alkitab dan teori JEPD

Apakah doublet itu? Yang dimaksudkan dengan doublet di sini adalah suatu kisah di dalam Alkitab yang diceritakan dua kali (atau lebih) di dalam tempat yang berbeda. Contoh dari doublet adalah kisah mengenai Abraham yang berbohong kepada penguasa setempat ketika mengatakan bahwa Sarah adalah adiknya (Kejadian 12:10-20 vs Kejadian 20), kisah Yakub yang dua kali memberikan nama Bethel untuk kota Lus (Kejadian 28:19 vs Kejadian 35:6-7), kisah mata air yang keluar dari gunung batu di Masa (Keluaran 17:1-7 vs Bilangan 20:2-13), dan kisah burung puyuh (Keluaran 16: 8, 12-13 vs Bilangan 11:4-33). Umat kristiani (dan Yahudi) tradisional pada umumnya beranggapan bahwa doublet tersebut memang terjadi dua kali. Misalnya Abraham memang dua kali berbohong, kepada dua penguasa yang berbeda yaitu kepada Firaun di Mesir dan kepada Abimelekh di Gerar. Dan kisah mata air yang keluar dari gunung batu pun juga terjadi dua kali. Namun, menurut saya yang paling sulit dikompromikan adalah kisah burung pu...

Bukan Kitab Sejarah

Al Quran bukan kitab sejarah. Setidaknya, Al Quran bukanlah buku sejarah sebagaimana standar sejarah yang kita kenal saat ini. Kalau sesuai standar buku sejarah masa kini, di dalam menceritakan suatu kisah atau kejadian, maka sejarah haruslah menjelaskan siapa nama tokohnya atau pelakunya, kapan terjadinya, di mana tempat kejadiannya, serta kejadian tersebut haruslah diceritakan sesuai urutan kronologi peristiwanya. Dalam hal ini Al Quran tidak memenuhi semua kriteria di atas. Di dalam menceritakan suatu kisah Al Quran terkadang memang menyebutkan nama tokoh utama dalam kisah tersebut, namun lebih sering Al Quran tidak menyebutkan nama karakter dalam kisah-kisahnya. Demikian juga dengan lokasi dan waktu kejadian, Al Quran tidak pernah menyebutkan waktu dan lokasi suatu kejadian. Mengenai kronologi kejadian di dalam suatu kisah, terkadang Al Quran menceritakan sesuatu di dalam sebuah ayatnya sesuai kronologi kejadian. Namun, di lain saat, Al Quran tidak menceritakan sesuatu sesuai ur...

Rukyatul Hilal: Masalah klasik yang selalu aktual

Kemarin pada tanggal 15 Juni 2015 di masjid di lingkungan Departemen Keuangan tepatnya di belakang Gedung Prijadi Praptosihardjo I selepas solat zuhur berlangsung ceramah mengenai rukyatul hilal dari seorang penceramah. Topiknya sangat menarik berhubung sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, dan ceramah tsb pun disampaikan dengan cara yang menarik. Hanya saja ada beberapa hal yang membuat saya tidak sependapat dengan penceramah dan menurut saya penceramah tsb tidak tepat atau tidak akurat. Pertama, penceramah tsb menggunakan media visual berupa laptop dan sebuah projector untuk mengilustrasikan proses penampakan hilal atau bulan sabit pada awal bulan. Masalahnya, hilal yang digambarkan dalam media tsb adalah hilal sekitar tgl 5 ke atas atau hilal yang sudah berbentuk besar, bukannya hilal yg semestinya tampak pada awal bulan. Seharusnya hilal pada awal bulan hanya berupa garis tipis melengkung saja. Kemudian selain itu juga ketika beliau mendemonstrasikan proses penampakan ...

Tips Memilih Binoculars untuk Astronomi

Binoculars atau keker memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh teleskop atau teropong bintang. Kelebihan itu antara lain: 1. Binoculars berbentuk ringkas, mudah dibawa-bawa, dan mudah digunakan; tidak seperti teropong bintang yang biasanya berbentuk panjang atau besar atau keduanya, cumbersome atau sulit dibawa-bawa, dan cukup repot untuk menggunakannya karena harus memasang tripod dan mount, mengatur view finder, dlsb. 2. Binoculars secara umum memiliki field of view atau sudut pandang yang jauh lebih luas daripada teleskop. 3. Melihat dengan dua mata jauh lebih nyaman daripada melihat dengan satu mata. Walaupun pengguna teleskop dapat menyiasatinya dengan bino-viewer. 4. Harga binoculars lebih bervariasi dari yang murah hingga yang sangat mahal. Kita masih bisa mendapatkan sebuah binocular yang layak pakai dengan harga murah, namun kita tidak mungkin memiliki sebuah teleskop bagus dengan harga murah. Dalam memilih binoculars ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sel...