Langsung ke konten utama

Empat Agama, Satu Tuhan

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحاً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS 2:62)

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَادُواْ وَالصَّابِؤُونَ وَالنَّصَارَى مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وعَمِلَ صَالِحاً فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS 5:69)

Al Quran menyatakan di dalam ayatnya bahwa sesungguhnya ada empat umat yang berpotensi untuk masuk surga, yaitu: orang-orang mukmin (umat Nabi Muhammad), orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Shabiin.
Catatan:
Ayat tsb menggunakan kata alladziina yang berarti makna yang dikandung dalam ayat tsb berlaku umum.

Untuk Orang-orang Mukmin (umat Nabi Muhammad), Umat Yahudi dan Nasrani sudah jelas siapa mereka. Tetapi siapakah yang dimaksud dengan
Shabiin tersebut?
Ahli tafsir punya beberapa pendapat berbeda mengenai Shabiin ini, namun dari semua pendapat yang ada, menurut saya pendapat yang paling kuat adalah yang menyatakan bahwa
Shabiin adalah umat Nabi Nuh, atau ada juga yang mengatakan bahwa Shabiin ini adalah pengikut dari Nabi Yahya bin Zakaria alias Yohanes Pembaptis. Yang pasti, Shabiin ini masih merupakan umat agama samawi, bukannya para penyembah bintang atau dewa-dewa yang nggak jelas.

Pesan Al Quran sudah jelas, bahwasanya terdapat empat umat beragama yang dijanjikan Tuhan akan masuk sorga, sepanjang mereka berimana kepada Tuhan Yang Esa dengan benar dan mereka melakukan amal kebaikan.

Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. (QS 5:48)


Frequently Asked Questions:

Q: Jika Al Quran hanya memberikan harapan bagi penganut empat agama samawi tsb, lalu bagaimana nasib para pemeluk agama "bumi" seperti Hindu dan Budha?
A: Jawabannya ada di Al Quran Surah 22 ayat 17.
Umat Hindu dan Budah kita analogikan sebagai penganut agama majusi, Allah-lah yang lebih tahu akan nasib mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (QS 22:17)

Q: Bukankah Al Quran telah menyatakan bahwa orang Kristen adalah kafir dan akan masuk neraka?
A: Kalau anda cermati dengan baik, tidak ada satu pun ayat Al Quran yang menyatakan bahwa seluruh orang Kristen akan masuk neraka. Al Quran menyatakan bahwa mereka yang akan masuk neraka adalah orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus Kristus putra Maria adalah [sama dengan] Allah Bapa, dan juga mereka menganut doktrin trinitas. Berikut ini ayatnya:
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS 5:72-73)
Tetapi perlu anda ketahui bahwa tidak semua aliran Kristen menganut doktrin trinitas, karena ada juga orang Kristen yang anti terhadap Trinitas (anti Trinitarian) misalnya orang Kristen Unitarian yang tetap teguh memegang doktrin monotheisme yang ketat.
Jadi, tidak semua orang Kristen itu kafir. Ini bisa juga dianalogikan dengan umat Islam. Bukankah kita tidak menganggap bahwa semua aliran Islam itu benar karena ada juga aliran-aliran islam yang dianggap telah menyimpang seperti golongan khawarij, jabbariyah, syiah ghulat, dlsb.

Q: Bukankah tidak ada agama yang diridhai Allah selain Islam?
A: Anggapan tersebut kurang tepat, karena ayatnya berbunyi

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
Tidak ada din yang diridhai Allah selain Islam. (QS 3:19)
Pengertian din sangat berbeda dengan syariat atau manhaj. Di dalam QS 3:19 tsb, yang dibicarakan adalah din, sedangkan pada ayat 2:62 dan 5:59 lebih kepada berbagai syariat dan manhaj.
Dan juga pengertian islam tidak identik dengan orang-orang mukmin atau umat Nabi Muhammad, karena Islam sudah dikenal sejak jaman Nabi Ibrahim, dan Ibrahim beserta para pengikutnya juga disebut muslim yang berarti orang-orang yang berserah diri.
Jadi, orang muslim itu tidak harus identik dengan umat Nabi Muhammad.

Q: Bukankah Islam menhapuskan syariat terdahulu?
A: Anggapan tersebut tidak tepat. Tidak ada ayat yang tegas menyatakan demikian. Sebaliknya ada ayat yang mengindikasikan justru sebaliknya, yaitu Islam tudak menghapus syariat terdahulu.
Contoh: Di dalam kitab Taurat ada tertulis bahwa segala ketetapan dan hukum yang ada di Taurat berlaku untuk selama-lamanya. Salah satu perintah khas dalam taurat adalah perintah untuk menguduskan Hari sabat, dan ketetapan ini merupakan perjanjian kekal.
Apakah Al Quran menghapus ketetapan ini? TIDAK, justru sebaliknya Al Quran tetap mempertegas kewajiban untuk menghormati hari Sabtu bagi Ahli Kitab.
Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. (QS 16:124)

Q: Anda mengatakan bahwa Shabiin adalah umat Nabi Nuh, tetapi anda juga mengatakan bahwa Shabiin adalah pengikut Nabi Yahya (Yohanes Pembaptis). Mana yang benar?
A: Dua-duanya benar.
Shabiin (Mandaeans) adalah pengikut Nabi Yahya bin Zakaria (Yohanes Pembaptis). Namun, umat Shabiin (Mandaeans) ini pun mengklaim bahwa ajaran yang mereka terima bersumber dari Nabi Adam, dan turun kepada Nabi Nuh dan Shem bin Nuh hingga ke Nabi Yahya.

Mandaeans recognize several prophets, among whom Iahia or Iuhana "John the Baptist"... Mandaeans recognize other prophetic figures from the monotheistic traditions, such as Adam, his sons Hibil (Abel) and Šitil (Seth), and his grandson Anuš (Enosh), as well as Nuh (Noah), his son Sam (Shem) and his son Ram (Aram). The latter three they consider to be their direct ancestors.

Komentar

  1. Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan Shabiin ini adalah apa yang disebut sebagai the Noahides, atau kalau di zaman dulu disebut sebagai the proselytes (the converts), yang mana kebetulan salah satu makna dari shabi' adalah orang yang pindah dari satu agama ke agama lain (convert). Nah, the Noahides saat ini memang kebanyakan adalah orang-orang yang pindah agama dari Kristen menjadi the Noahides

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para