Langsung ke konten utama

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum. Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles, yakni bahasa Koine Greek.

Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles, contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam kepada saudaramu saja, maka apakah jasamu? Bukankah bangsa gentiles pun juga berbuat demikian?".

Tapi itu tidak berarti bahwa seluruh isi kitab Injil tidak cocok untuk diterapkan oleh bangsa gentiles. Menurut saya, terdapat sejumlah ayat dalam kitab Injil yang bisa diterapkan oleh bangsa gentiles. Antara lain Ucapan Bahagia yang ada di dalam Khotbah di Bukit-nya Injil Matius, dan juga sejumlah perumpamaan yang ada di dalam Injil Sinoptik.

Berikut sebagian dari ayat Injil yang menurut saya tidak hanya ditujukan untuk bangsa Yahudi saja, tapi juga berlaku untuk bangsa gentiles.


“Blessed are the poor in spirit, for theirs is the kingdom of heaven.
Blessed are those who mourn, for they shall be comforted.
Blessed are those who are humble, for they shall inherit the earth.
Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall be filled.
Blessed are the merciful, for they shall obtain mercy.
Blessed are the pure in heart, for they shall see God.
Blessed are the peacemakers, for they shall be called sons of God.
10 Blessed are those who are persecuted for righteousness’ sake, for theirs is the kingdom of heaven.


Sebagian dari ucapan bahagia tersebut ada padanannya atau referensinya dalam berbagai perumpamaan yang disampaikan Yesus dalam Injil Sinoptik. Beberapa contoh ucapan bahagia yang ada referensinya dalam perumpamaan atau parables dalam Injil Synoptic antara lain:

Blessed are the poor, for theirs is the kingdom of heaven

Padanannya ada pada:

The Parable of The Rich Man and Lazarus (Lukas 16:20-25)

The Parable of the Great Banquet (Lukas 14:21)

Blessed are those who mourn, for they shall be comforted

Padanannya ada pada:

The Parable of the Rich Man and Lazarus (Lukas 16:20-25)

The Parable of the Persistent Widow (Luk 18:7-8)

Friend at Midnight (Luk 11:5-6)

Blessed are those who are humble, for they shall inherit the earth

*Blessed are those who are humble menurut CEB, CEV, ERV, EXB, GNT, ICB, ISV, NCV, NIRV; sedangkan versi lainnya menerjemahkan dengan blessed are the meek.

Padanannya ada pada:

The Parable of the Unworthy Servants (Luk 17:10);

The Parable of Invitation to a Wedding Feast (Luk 14:7-11)

The Pharisee and the Tax Collector (Luk 18:10-14)

Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall be filled

Padanannya ada pada:

The Parable of the Persistent Widow (Luk 18:3-8)

Parable of the Weeds (Mat 13:24-43)

Parable of the Net (Mat 13:47-48)

Blessed are the merciful, for they shall obtain mercy

Padanannya ada pada:

The Parable of the The Unforgiving Servant (Mat 18:23-35); 

The Shrewd Manager (Luke 16:4-7)

Blessed are the pure in heart, for they shall see God

Padanannya ada pada:

The Parable of the Sower (Luke 8:15)

Parable of the Weeds (Mat 13:24-43)

Parable of the Net (Mat 13:47-48)

Blessed are the peacemakers ....

Padanan yang terpikir oleh saya adalah The Good Samaritan (Lukas 10:30-37). Ini karena orang Samaria yang murah hati tersebut mau menolong orang Yahudi yang sebenarnya sangat membencinya.

Sedangkan "blessed are those who are persecuted" tidak/belum saya temukan padanan perumpamaannya yang pas.

Nampaknya, ucapan bahagia dalam Matius 5:3-8 ini adalah sebagai jawaban dari nubuat yang ada di dalam Kitab Yesaya Pasal 61 ayat 1 dan 2, khususnya yang versi Septuagint (LXX).

Rekapitulasi the Gospel dan nubuat dalam Kitab Yesaya 61:1-2

Isaiah 61:1-2 (LXX)

Beatitudes

Parables

The Spirit of the Lord is upon me, because He has anointed me to preach good news to the poor …

Blessed are the poor, for theirs is the Kingdom of Heaven (Mat 5:3)

Lazarus (Luk 16:20-25)

to heal the broken in heart …

Blessed are those who humble, for they shall inherit the earth (Mat 5:5)

The Tax Collector (Luk 18:13-14)

to proclaim liberty to the captives …

Blessed are the merficul, for they shall receive mercy (Mat 5:7)

The Unforgiving Servant (Mat 18:23-35); The Shrewd Manager (Luke 16:4-7)

recovery of sight to the blind …

Blessed are the pure in heart, for they shall see God (Mat 5:8)

The Sower (Luke 8:15)

to declare the acceptable year of the Lord, and the day of recompense …

Blessed are those who hunger and thirst for righteousness (justice*), for they shall be satisfied (Mat 5:6)

The Persistent Widow (Luk 18:3-8)

to comfort all that mourn;

Blessed are those who mourn, for they shall be comforted (Mat 5:4)

The Great Banquet (Luk 14:21)

*Blessed are those who hunger and thirst for justice (DRA, NCB, NCV)

Bahkan, kemudian terlintas dalam pikiran saya bahwa jangan-jangan ucapan bahagia atau beatitudes ini berjumlah 7 dan ada hubungannya dengan the Seven Laws of Noah.

 

Beatitudes

Seven Laws

Blessed are the poor

No idolatry: You cannot serve God and money (Luke 16:13)

Blessed are those who mourn

No Blasphemy: Kitab Ayub atau Iyov Pasal 1 dan 2 menggambarkan bahwa walaupun Ayub ditimpa musibah dan kesengsaraan, namun Ayub tetap memberkati Tuhan

Blessed are those who are humble

Do not murder: Cain and Abel. Murder ada hubungannya dengan marah (anger) Mat 5:22, dan marah adalah kebalikan dari humble/meek

Blessed are those who hunger and thirst for righteousness (justice)

To establish the courts of justice (Mat 5:22)

Blessed are the merciful

Do not steal (Luk 6:29-30)

Blessed are the pure in heart

Do not commit adultery (Mat 5:28)

Blessed are the peacemaker

Do not eat blood and/or the limb of living animal??

 

Bahkan, kemudian saya jadi berpikir bahwa ucapan bahagia atau Beatitudes ini ada ekuivalentnya dengan Surah Al Fatihah yang memiliki tujuh ayat. Hubungan antara Al Fatihah dengan the Beatitudes kurang lebih sebagai berikut:

 

No

Al Fatihah

Beatitudes

1

Bismillahirahmanirahim

Blessed are the poor.  Janganlah kamu menyembah dua tuhan (QS 16:51). You cannot serve God and mammon (money/wealth/riches). Lawan dari menyembah uang atau menyembah kekayaan adalah hidup zuhud atau miskin.

Bismillah mengajarkan kepada kita untuk memulai segala sesuatu [yang baik] dengan menyebut nama Allah. Sehingga Bismillah bisa dikaitkan dengan ajaran tauhid yang mengajarkan kita untuk menyembah Tuhan yang satu (no idolatry). Janganlah kamu menyembah dua tuhan (An Nahl 51)

2

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin

Blessed are those who mourn. Kisah Nabi Ayub dalam Kitab Ayub atau Iyov (Job) dalam Alkitab mengajarkan kita bahwa bahkan dalam kondisi tertimpa musibah atau penyakit pun Ayub masih memberkati Tuhan atau memuji Tuhan. Ini erat kaitannya dengan perintah no blasphemy dalam the seven Laws of Noah.

3

Arrahmanirrahim

Blessed are the merciful

4

Maliki yawmiddin

Blessed are those who hunger and thirst of righteousness (justice). Ini erat kaitannya dengan dinim atau perintah untuk mendirikan courts of justice dalam Noahides.

5

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in

Blessed are those who are humble. Ini terkait dengan Perumpamaan Unworthy Servants dalam Injil Lukas 17:7-10. Segala yang kita lakukan, kita lakukan hanya kepada Allah.

6

Ihdinashshiratal mustaqim

Blessed are the pure in heart, for they shall see God: Can the blind lead the blind? Dalam Al Quran, petunjuk erat kaitannya dengan hati, dan hati sering dianalogikan dengan mata. Kita tidak bisa memberikan petunjuk kepada orang yang buta mata hatinya. (ref: QS 30:53, 43:40, 10:43, 22:46, 17:72)

Kemudian menurut QS Yunus 25-26 terkait petunjuk ke jalan yang lurus (shirathim mustaqim), akan diberikan pahala terbaik (berupa surga) dan tambahannya (melihat Allah?).

7

Shiratalladzina’amta alaihim ghairul maghdhu bi’alaihim waladhdhaliin

Blessed are the peacemakers. Dalam beberapa tafsir Al Quran, ayat ketujuh surah Al Fatihah sering dihubungkan dengan umat Yahudi dan Nasrani, dan ayat yang paling dikenal oleh umat mukmin terkait dua golongan ini adalah “walan tardha ankal yahuudu walan nashara…”. The peacemakers seyogyanya membawa kedamaian, bukan permusuhan. Sehingga kita harus sadar bahwa pada hakikatnya umat Yahudi dan Nasrani adalah umat yang satu dengan kaum mukmin (ummatan wahidah). Sehingga kita tidak perlu membenci umat Yahudi dan Nasrani, bahkan kita seyogyanya berlomba-lomba dengan kedua umat tersebut dalam kebaikan.

Mungkin itulah yang dimaksud dengan tujuh ayat yang berulang-ulang dalam surah Al Hijr ayat 87. Tujuh ayat surah Al Fatihah, tujuh ayat Ucapan Bahagia (the Beatitudes) dalam Injil, Seven Laws of Noah, dan tujuh nubuat dalam Kitab Yesaya 61:1-2.


Namun, walaupun 7 ucapan bahagia (the Beatitudes) ini terbuka untuk umum, baik bangsa Israel maupun bangsa gentiles, bukan berarti kita harus mengaplikasikan seluruhnya. Sebagai contoh, bukan berarti kita harus menjadi miskin untuk bisa masuk surga, karena ada beberapa jalan untuk bisa masuk surga. Kita bisa saja memilih jalan lain untuk masuk surga selain menjadi orang miskin yang menderita. (Walaupun tidak semua orang yang menderita adalah orang miskin, karena orang kaya pun bisa saja menderita kalau ia ditimpa penyakit). 

Jalan lain ke surga tersebut misalnya menjadi orang yang rendah hati (humble), pemaaf (merciful), atau menjadi orang yang lapar dan haus akan kebenaran dan keadilan. Namun, nampaknya apapun jalan yang Anda pilih untuk bisa masuk sorga, Anda tetap harus "menderita" atau "korban perasaan", atau paling tidak Anda harus berjuang. Misalnya ketika Anda terlibat dalam suatu group preject, dan Anda misalnya mengerjakan 90% dari project tersebut. Tapi kemudian yang mendapatkan nama adalah rekan-rekan Anda yang sebenarnya minim kontribusinya. Nah, disini Anda harus tetap humble atau nrimo. Karena kalau Anda kemudian protes dan mengklaim bahwa project tsb adalah hasil kerja keras Anda, maka pada saat itulah Anda bukan lagi orang yang humble melainkan arogan seperti Orang Farisi dalam Perumpamaan the Pharisee and the Tax Collcetor. Atau contoh lain, untuk menjadi seorang pemaaf atau merciful tentunya Anda harus disakiti oleh orang lain terlebih dahulu sebelum Anda bisa memaafkan. 

Hal ini senada dengan apa yang diriwayatkan di dalam hadits ketika surga dan neraka berdebat atau berbantah-bantahan (HR Ahmad, Bukhari, Muslim). Surga menyatakan bahwa penghuninya adalah orang-orang miskin, lemah, dan orang yang dianggap hina. Sedangkan neraka sebaliknya.

Mungkin satu-satunya trait calon penghuni surga yang tidak terlalu menderita adalah orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran atau keadilan. Misalnya orang-orang yang rajin membaca dan mempelajari kitab suci siang dan malam (Psalm 1:2, QS Fathir 29). Orang-orang ini biasanya mengutamakan kebenaran dan keadilan biasanya posisinya di tengah-tengah (ummatan wasathan, muqtashid, penghuni Al A'raaf). Dan entah kebetulan atau tidak, posisi "Blessed are those who hunger and thirst for righteousness (justice)" juga berada di tengah-tengah rangkaian ucapan bahagia. Demikian juga ayat "Maliki yawmiddin"  juga berada di tengah-tengah surah Al Fatihah.

Kesimpulan, intisari ajaran Injil bagi bangsa gentiles ada di dalam the Beatitudes (Matius Pasal 5:3-9) berikut perumpamaan-perumpamaan yang ada di dalam Injil Sinoptik, sebagai penggenapan dari nubuat yang ada di dalam Kitab Yesaya 61:1-2. Karena untuk itulah Nabi Yesus diutus, yakni untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin, menyembuhkan orang yang hancur hatinya, memberitakan kebebasan bagi orang yang terpenjara, membuat orang dapat melihat, mewartakan keadilan Tuhan, dan menghibur orang-orang yang berduka. Barangkali, Injil inilah yang dimaksud akan dihafal oleh umat akhir zaman sebagaimana diriwayatkan dalam Tafsir Qurthubi dalam surat Al Imran ayat 3-4.

wa Allahu a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para