Langsung ke konten utama

Taurat, Injil, dan Al Furqan

Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (QS 3:3-4)

Di dalam ayat QS 3:3-4 ini Tuhan menyebutkan empat Kitab Suci sekaligus, yaitu Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (Al Quran), Taurat, Injil, dan Al Furqan.

Kita sudah tahu bahwa Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Al Quran.
Tetapi apakah yang dimaksud dengan Taurat, Injil, dan Al Furqan?

Taurat dan Injil
Pada umumnya, orang mengenal Kitab Taurat sebagai lima kitab pertama dari Perjanjian Lama (Pentateuch), yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan (Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, and Deuteronomy)
Sedangkan untuk Kitab Injil, orang beranggapan bahwa yang dimaksud adalah empat kitab pertama dari Perjanjian Baru, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes (Matthew, Mark, Luke, and John)

Tetapi benarkah Kitab Taurat dan Injil yang dimaksud oleh Al Quran adalah sama dengan yang dianggap orang pada umumnya?

Saya mencari (search) kata "Taurat" di dalam Alkitab, dan ternyata saya baru menemukan kata "Taurat" tersebut di dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy). Dengan kata lain, kata "Taurat" tidak terdapat di dalam empat kitab sebelumnya, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Bilangan.

Kata "Taurat" misalnya disebutkan di dalam ayat berikut:

Di seberang sungai Yordan, di tanah Moab, mulailah Musa menguraikan hukum Taurat ini ... (Ulangan 1:5)
Inilah hukum Taurat yang dipaparkan Musa kepada orang Israel (Ul 4:44)

Dari kutipan ayat Kitab Ulangan tersebut, kita bisa menduga bahwa sebenarnya yang dimaksud dengan Kitab Taurat adalah Kitab Ulangan.
Hal ini diperkuat dengan ayat 2 Raj 22:8 dan 2 Taw 34:14, di mana dikatakan bahwa ketika Imam Hilkia telah menemukan kitab Taurat, sebenarnya yang beliau temukan adalah Kitab Ulangan (Deuteronomy)
It was during Josiah time that Hilkiah discovered the Book of the Law. While Hilkiah was clearing the treasure room of the Temple he found a scroll described as "the book of the Law" or as "the book of the law of YHVH by the hand of Moses" . The phrase "the book of the Torah" (ספר התורה) in 2 Kings 22:8 is identical to the phrase used in Joshua 1:8 and 8:34 to describe the sacred writings that Joshua had received from Moses. The book is not identified in the text as the Torah and many scholars believe this was either a copy of the Book of Deuteronomy or a text that became a part of Deuteronomy .
(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Josiah )

Lalu bagaimana dengan Kitab Injil?
Injil berasal dari bahasa Yunani, euaggelion, yang berarti Kabar Baik.

Kepada siapakah Nabi Yesus menyampaikan "Kabar Baik", dan kapankah Yesus menyampaikan "Kabar Baik" tersebut?
Jawabannya ada pada Injil Lukas 4:18 sbb
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin ... " (Luke 4:18)
Dari ayat ini kita dapat menyimpulkan bahwa Yesus menyampaikan Kabar Baik kepada orang-orang miskin.

Benarkah demikian? Dan kapan Yesus menyampaikan "Kabar Baik" kepada orang-orang miskin?
Jawabannya ada pada Khotbah di Bukit yang terdapat di dalam Injil Matius dan atau Khotbah di tempat datar yang ada di dalam Injil Lukas.
Kedua khotbah tersebut diawali dengan kalimat, "Berbahagialah orang-orang miskin karena engkaulah empunya Kerajaan Sorga"


Di dalam kitab Tafsir Al Qurthubi jilid 4, pembahasan Surah Al Imran ayat 4 ada tertulis:

Allah SWT menurunkan Al Quran secara bertahap dan tidak secara langsung. Oleh karena itu yang disebutkan pada ayat itu adalah nazzala dan tanzil, maknanya adalah diturunkan secara bertahap. Berbeda dengan kitab Taurat dan kitab Injil yang diturunkan dengan sekaligus dalam satu waktu. Oleh karena itu yang disebutkan untuk penurunan kedua kitab ini adalah anzala

Keterangan ini memperkuat argumen saya, bahwa yang dimaksud dengan Kitab Taurat menurut Al Quran adalah Kitab Ulangan (Deuteronomy), karena Nabi Musa memang menguraikan hukum-hukum yang ada di dalam Kitab Ulangan dalam satu kesempatan saja, yaitu menjelang masuknya umat Israel ke seberang sungai Yordan, yaitu Tanah yang Dijanjikan oleh Tuhan kepada umat Israel.

Sedangkan untuk Kitab Injil, menurut saya yang dimaksud adalah bagian dari Injil Matius yang memuat Khotbah di Bukit. Perlu diketahui, bahwa beberapa kelompok Kristen generasi awal, seperti Ebionites dan Nazorenes, hanya memakai Injil Matius yang asli sebagai kitab mereka. Injil Matius yang asli tsb sedikit berbeda dengan Injil Matius yang ada saat ini, karena kitab Injil Matius yang asli ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani (Hebrew) atau mungkin Aramaic (?).

Lalu bagaimana dengan Al Furqaan?
Secara bahasa, Al Furqaan berarti kitab pembeda.
Ulama pada umumnya menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan Al Furqan di dalam QS 3:3-4 adalah Al Quran. Ada pula segelintir ulama yang menafsirkannya sebagai Kitab Taurat.
Saya tidak setuju dengan penafsiran ini karena baik Al Quran maupun Taurat sudah disebutkan di bagian sebelumnya. Oleh karena itu, Al Furqan semestinya adalah suatu kitab tersendiri yang bukan Al Quran, bukan kitab Taurat (kitab Ulangan) dan bukan kitab Injil.

Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan Al Furqan (keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah), agar kamu mendapat petunjuk. (QS 2:53)
Dari ayat ini kita bisa menduga bahwa Allah telah menurunkan Al Furqan (selain kitab Taurat) kepada Nabi Musa.
Lalu kitab apakah Al Furqan (kitab Pembeda) itu?
Kembali saya menggunakan jasa search engine, dan saya menemukan kata "membedakan" terdapat di dalam Kitab Imamat. Oleh karena itu saya berkesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Al Furqan adalah Kitab Imamat atau lebih tepatnya lagi bagian dari Kitab Imamat yang disebut sebagai Holiness Code

wa Allahu a'lam.

Komentar

  1. saya belum menjumpai dalam Quran bahwa Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, hanya disebut alkitab.

    dalam 2:185 disebutkan Quran diturunkan juga dengan alfurqan.

    wassalaam

    BalasHapus
  2. Al Quran tidak menyebutkan "Taurat Musa" melainkan "kitab Musa", boleh jadi karena kitab yang diberikan kepada Musa bukan hanya Taurat saja, tetapi selain itu masih ada Al Furqan dan dua Loh batu dan sebagainya, wallahu a'lam

    BalasHapus
  3. sy tdk menemukan di dlm alquran yg bilang ismail lah yg di sembelah abraham,,,dan tdk ada kata allah ismail,melainkan allah ibrahim allah isyak allah yakub..:) wasaalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau soal nama anak yang disembelih Abraham, memang Al Quran tidak menyebutkan namanya, namun pada ayat berikutnya (setelah ayat tentang penyembelihan di Surah 37), disebutkan bahwa kemudian (setelah penyembelihan) Ishak lahir. Dengan demikian, kemungkinan besar bahwa anak yang sedianya akan disembelih adalah Ismail :)

      sedangkan Allah Ibrahim, Ismail, Ishak dan Yakub, ada ayatnya di Surah Al Baqarah (2:133)

      "Kami akan menyembah Ilah-mu dan Ilah nenek moyangmu, Ibrahim, Isma'il, dan Ishaq, (yaitu) ilah Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk kepada-Nya". (QS. 2:133)

      Hapus
  4. Artikel yg bagus, memang setelah kita membaca surat tersebut timbullah pertanyaan apa perbedaan pada kedua kitab tersebut. Tapi yg jelas Taurat bukan Al Furqan.

    BalasHapus
  5. Salam, Al Furqan maksud: beza/beda. Ada nama kitab agama yg agak lama. Namanya Beda/veda. Boleh kaji

    BalasHapus
  6. Salam, Al Furqan maksud: beza/beda. Ada nama kitab agama yg agak lama. Namanya Beda/veda. Boleh kaji

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para