Langsung ke konten utama

Tips Memilih Binoculars untuk Astronomi

Binoculars atau keker memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh teleskop atau teropong bintang. Kelebihan itu antara lain:
1. Binoculars berbentuk ringkas, mudah dibawa-bawa, dan mudah digunakan; tidak seperti teropong bintang yang biasanya berbentuk panjang atau besar atau keduanya, cumbersome atau sulit dibawa-bawa, dan cukup repot untuk menggunakannya karena harus memasang tripod dan mount, mengatur view finder, dlsb.
2. Binoculars secara umum memiliki field of view atau sudut pandang yang jauh lebih luas daripada teleskop.
3. Melihat dengan dua mata jauh lebih nyaman daripada melihat dengan satu mata. Walaupun pengguna teleskop dapat menyiasatinya dengan bino-viewer.
4. Harga binoculars lebih bervariasi dari yang murah hingga yang sangat mahal. Kita masih bisa mendapatkan sebuah binocular yang layak pakai dengan harga murah, namun kita tidak mungkin memiliki sebuah teleskop bagus dengan harga murah.

Dalam memilih binoculars ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan selain harga. Setiap orang tentu memiliki preferensi dan keadaan yang berbeda, sehingga ia akan membutuhkan binocular yang berbeda dari orang lain.

Faktor pertama yang harus dipertimbangkan adalah lokasi si astronom tsb. Apakah ia tinggal di kota besar yang penuh dengan "polusi cahaya", ataukah ia tinggal di pedesaan dengan polusi cahaya yang sangat minim dan sering sekali memiliki kondisi langit yang ideal bagi astronom, yaitu langit bersih penuh bintang tanpa awan dan tanpa ada cahaya lampu yang mengganggu.

Jika seorang astronom tinggal di kota besar, maka tidak akan banyak gunanya jika ia memiliki binocular berukuran super besar, karena binocular tsb lebih cocok untuk melihat DSO sejenis galaksi, nebula, dan globular cluster; sementara untuk melihat galaksi dan nebula membutuhkan langit yang bebas dari polusi cahaya. Dengan demikian, ia tidak mungkin dilakukan di tengah kota yang penuh dengan polusi cahaya.
Alternatifnya, ia mungkin harus pergi ke luar kota untuk melakukan "star party", yang tentu saja akan merepotkan jika ia harus membawa binoculars berukuran super jumbo plus tripod-nya yang sangat berat.

Oleh karena itu, binocular berukuran sedang dengan objective lens sekitar 30~50 mm adalah pilihan yang paling tepat bagi mereka yang tinggal di perkotaan.

Selain itu, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah si pengguna memakai kacamata silinder (astigmatism) atau tidak? Jika ia menggubakan kacamata silinder, hendaklah ia memilih binoculars dengan eye relief yang panjang (minimal 17 cm) agar ia masih dapat menggunakan kacamata sambil ber-keker ria.

Faktor lain yang mungkin lebih penting dan harus dipertimbangkan adalah jenis benda langit yang akan dilihat oleh si astronom. Apakah si astronom lebih tertarik dengan bulan? Atau planet? Atau rasi bintang dan asterism? Atau open cluster? Ataukah DSO seperti galaksi dan nebula?

1. Bulan
Untuk melihat bulan purnama dengan binocular, maka yang terbaik adalah mendapatkan binocular dengan magnification tinggi, katakanlah 15~18 kali magnification.
Jika dana bukan merupakan kendala, maka pilihan terbaik menurut saya adalah Canon Image Stabilizer 18x50 yang harganya berkisar di atas seribu US Dollar atau di atas 15 juta rupiah. Kenapa? Karena selain memiliki magnification yang tergolong tinggi (18x) ia juga memiliki fitur Image Stabilizer yang sangat berguna untuk mengatasi getaran2 kecil. Karena, dengan magnification yg tinggi, masalah yang akan timbul adalah kita sulit untuk memegang binocular secara stabil. Dikatakan bahwa pada umumnya kebanyakan orang mampu memegang binocular secara stabil pada binocular dengan magnification maksimal 10x. Bahkan banyak juga yang menyatakan bahwa magnification maksimum untuk sebuah binocular agar ia tetap nyaman dipegang secara stabil adalah 8x. Di atas itu, biasanya kita memerlukan tripod atau setidaknya monopod agar binocular tetap stabil. Tapi apa asyiknya melihat dengan menggunakan binocular jika kita harus memakai tripod. Nah, fitur IS ini adalah fitur "ajaib" yang memungkinkan kita tetap bisa menggunakan binocular ber-magnification tinggi, karena fitur IS ini bisa meredam gerakan2 kecil seperti hembusan nafas kita sendiri, tangan yg sedikit bergoyang dll.

2. Planet
Ada lima planet yang bisa dilihat dengan mata telanjang, yaitu planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Dari kelima planet tersebut yang paling menarik untuk dilihat adalah Saturnus dan Jupiter.
Sebenernya, alat yang paling tepat digunakan untuk melihat planet Jupiter dan Saturnus adalah teleskop atau teropong bintang dengan magnification paling tidak 100x. Jangan harap bisa melihat cincin Saturnus dengan menggunakan binocular dengan 7~15x magnification. Namun paling tidak dengan menggunakan binocular kita masih bisa melihat empat satelit dari planet Jupiter.
Sama seperti dengan bulan, pilihan terbaik untuk melihat planet adalah binoculars Canon IS 18x50 atau 15x50 atau bisa juga 12x36 atau 10x30.

3. Rasi Bintang dan Asterism
Sebagian besar rasi bintang seperti Orion dan Scorpius dapat dan hanya dapat dilihat dengan mata telanjang, karena rasi bintang ini berukuran sangat besar, jauh melebihi field of view dari sebuah binocular. Namun, ada beberapa rasi bintang lainnya yang berukuran kecil yang dapat dilihat dengan sebuah binocular, seperti misalnya rasi bintang Crux, Sagitta, Delphinus dan ... Lyra (?).

Binocular yang paling tepat untuk mengamati rasi bintang adalah binocular dengan magnification kecil (5-8x) dan memiliki field of view yang luas, tidak kurang dari 7.5°.
Semakin besar field of.view yang ditawarkan oleh sebuah bino, maka akan semakin baik.
Salah satu bino dengan field of view yang lebar adalah Nikon Action Extreme 7x35 yang memiliki field of view sebesar 9.3° yang tentu saja lebih dari cukup untuk menyapu rasi bintang Lyra sekalipun.

3. Open Cluster
Open cluster adalah jenis DSO yang dapat dilihat secara sangat baik oleh binoculars. Salah satu open cluster yang paling terkenal adalah Pleiades atau M45 yang sudah dikenal orang sejak jaman sebelum masehi. Selain Pleiades, open cluster terkenal lain adalah Praesepe atau M44, Double Cluster, dan favorit saya Jewel Box pada rasi bintang Crux serta NGC 6231 pada rasi bintang Scorpius.

Instrumen terbaik untuk melihat Open Cluster ini menurut saya adalah binoculars Canon IS 15x50.

4. Globular Cluster, Nebula, dan Galaksi.
Seperti yang sudah disinggung di atas bahwa untuk dapat melihat galaksi dan nebula secara baik maka diperlukan langit yang sangat gelap dan jernih serta terbebas dari cahaya bulan dan cahaya lampu. Contoh dari DSO jenis ini antara lain galaksi andromeda (M31) dan Orion nebula (M42). Untuk dapat melihat ini, lebih disukai jika kita menggunakan binoculars dengan objective yang besar, katakanlah 70~100 mm yang konsekuensinya binoculars tsb berat dan kita memerlukan tripod untuk menopangnya.

Namun, jika enggan menggunakan tripod, maka (lagi-lagi) binoculars Canon IS 15x50 merupakan salah satu alternatif terbaik (jika memiliki dana). Namun, jika dana terbatas, anda mungkin bisa melirik alternatif lain yaitu binoculars 12x60, atau 11x56, atau 10x50, atau minimal binoculars 10x42.

5. Melihat hilal (awal bulan baru)
Last but not least, astronom yang muslim tentu saja harus mengetahui cara untuk melihat hilal atau awal bulan baru.
Berhubung saya belum pernah berkesempatan untuk melihat hilal karena saya tinggal jauh dari pantai, saya hanya bisa mengira-ngira saja instrumen yang tepat untuk melihat hilal.
Menurut saya, instrumen yang tepat untuk melihat hilal adalah binoculars atau monocular yang memiliki field of view yang lebar (setidaknya 7.5°) agar kita lebih mudah untuk mencari hilal tersebut. Selain itu, sesuai dengan Danjon limit yang menyatakan bahwa jarak minimal antara bulan dan matahari agar hilal dapat dilihat dengan mata telanjang adalah sekitar 7°. Kurang dari itu maka cahaya bulan baru mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang. Sehingga field of view minimal 7.5° menurut saya merupakan salah satu syarat guna mendapatkan binocular ideal untuk melihat hilal bagi astronom amatiran.
Selain field of view yang setidaknya mencapai 7.5° maka menurut saya perlu ditambah juga dengan exit pupil yang tidak terlalu besar (mungkin idealnya sekitar 3~4 mm saja). Karena saya menduga bahwa pada saat matahari baru saja tenggelam, maka cahaya matahari masih sangat kuat sehingga akan menimbulkan polusi cahaya. Exit pupil yang besar hanya akan memperparah polusi cahaya matahari tsb (imo, cmiiw).

Barangkali binoculars murah meriah Celestron Outland X 8x25 dengan 8.2° field of view atau binocular Nikon Aculon 7x35 dengan field of view 9.3° merupakan pilihan yang cukup baik untuk melihat hilal.

Adakah Binoculars Sapu Jagat?
Apakah ada sebuah binoculars ideal yang dapat digunakan untuk melihat semua objek langit tersebut mulai dari rasi bintang, DSO, bulan, hingga planet? Jawabannya adalah jelas tidak ada. Yang memungkinkan adalah mengkompromikan semuanya itu yang artinya kita harus mengorbankan beberapa hal yang penting seperti field of view dan magnification, dan mengambil jalan tengahnya.

Jika anda meminta saran, jika kita hanya boleh memilih satu binocular saja untuk melihat semua itu, maka binocular apakah yang sebaiknya dipilih? Maka saya akan meneruskan saran dari Gary Seronik (saya punya bukunya) yang menyarankan untuk memilih binocular Canon IS 10x42 yang harganya di atas seribu dollar. Binocular ini tampaknya merupakan jalan tengah untuk mengkompromikan field if view (6.5°), magnification (10x) dan objective lens (42mm).

Namun jika dana anda melimpah dan anda menginginkan dua buah binoculars yang tepat, maka saya menyarankan binoculars Zen Ray ZEN ED2 7x36 yang cukup compact namun memiliki field of view 9° plus Canon IS 15x50.
Binoculars ZEN ED2 7x33 dapat anda gunakan untuk scan atau menyapu langit, sedangkan Canon IS 15x50 berfungsi untuk melihat object langit secara lebih detail.

Jika dana anda terbatas dan ingin memiliki binocular all-round, barangkali binocular Nature DX 8x42 merupakan salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan. Kalau anda memiliki dana sedikit berlebih, mungkin anda perlu memperhatikan Canon IS 10x30 atau 12x36 yang menurut saya cukup baik dan worth buying.

Monocular: Sebuah Alternatif
Mengapa saya banyak menyarankan binocular Canon yang memiliki fitur Image Stabilizer?
Karena saya pribadi bermasalah dengan tangan saya yang suka gemeteran sendiri, hehehe. Sulit bagi saya untuk memegang sebuah bino secara stabil dalam jangka waktu yang lama, bahkan untuk bino berukuran kecil seperti 6x30 sekalipun. Saya memiliki Canon IS 10x30 binoculars dan saya merasakan sendiri manfaat dari fitur IS tsb yang mampu meredam gerakan2 kecil dari tangan, atau pergerakan tubuh kita ketika kita bernafas.

Jika anda memiliki masalah dengan tangan anda seperti saya namun anda tidak ingin membeli binocular dengan fitur IS, maka barangkali monocular adalah jawabannya. Karena secara teori, jauh lebih mudah untuk memegang sebuah monocular secara stabil ketimbang memegang binocular. Apalagi, kebanyakan monocular berukuran mini dan dapat dimasukkan ke dalam saku celana sehingga menambah kepraktisannya.

Salah satu monocular yang ingin saya miliki adalah monocular Celestron Outland 6x30 yang harganya sangat terjangkau. Monocular ini memiliki field of view yang sangat lebar yaitu sekitar 10° sehingga akan sangat nyaman digunakan untuk menyapu langit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para