Langsung ke konten utama

Mencari Pecahan Koin Perak yang Pas

Sebagaimana diketahui bahwa satuan dari koin perak (silver coins) pada umumnya adalah menggunakan satuan troy ounce (oz), dimana 1 oz itu sekitar 31,1 gram. Nilai dari sekeping koin perak seberat 1 oz  dengan menggunakan harga saat ini kurang lebih USD 20~an atau kalau dirupiahkan sekitar tiga ratus ribuan rupiah (belum termasuk ongkos kirim ke Indonesia). Menurut saya, uang senilai Rp 300.000an,- masih terlalu besar untuk digunakan sehari-hari di Indonesia. Untuk membeli makanan di Indonesia, misalnya, biasanya kita cukup merogoh kocek sebesar Rp 100.000,- dan itu sudah cukup untuk membeli makanan untuk satu keluarga yang terdiri dari 3 orang. Di sini, kita masih bisa membeli seporsi nasi beserta lauk dengan harga sekitar 20.000 hingga 30.000 rupiah. Bahkan, untuk makanan tertentu seperti lontong sayur, kita masih bisa membelinya dengan harga sepuluh ribu rupiah.

Kalau di luar negeri seperti di Australia, misalnya, keadaannya agak berbeda. Di Australia, harga barang terutama makanan jauh lebih mahal daripada di Indonesia. Ketika saya masih kuliah di Australia, saya tidak pernah menemukan makanan jadi dengan harga di bawah 5 dollar (setara 50 ribu rupiah). Harga sebuah kebab misalnya sekitar 8 hingga 9 dollar.

Karena perbedaan standar harga terutama harga makanan yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, maka tentunya dalam memutuskan pecahan koin berapakah yang paling ideal akan sangat dipengaruhi oleh dimana kita tinggal. Kalau di Indonesia misalnya, satuan 1 oz koin perak (kurang lebih setara 300.000) atau bahkan pecahan ½ oz koin perak (setara 150.000 rupiah) mungkin masih dianggap terlalu besar, karena standar harga di Indonesia yang murah. Sebaliknya jika kita berada di Australia, satuan 1 oz koin perak mungkin tidak dianggap terlalu besar, dan pecahan ½ oz koin perak mungkin bisa dianggap ideal. Untuk memberikan jawaban yang lebih pasti, manakah satuan atau pecahan yang ideal, ada baiknya kita melihat sejarah dan membuka-buka Kitab Suci. Saya merasa perlu untuk meneliti masalah ini untuk menentukan koin perak satuan berapakah yang sebaiknya kita pilih.

Syikal atau shekel
Di dalam Kitab Perjanjian Lama, satuan mata uang perak yang sering digunakan adalah syikal atau shekel, di mana berat dari satu syikal perak berbeda dalam masa yang berbeda. Pada zaman Israel kuno misalnya, 1 syikal perak itu konon beratnya sekitar 11,4 gram (sesuai keterangan di Alkitab LAI). Sedangkan dalam koin perak keluaran Isreal tahun 1991 ditetapkan bahwa 1 shekel itu sekitar 14,4 gram. Jika kita ingin mengikuti satuan syikal atau shekel ini, maka pecahan koin perak modern yang paling mendekati 1 syikal adalah ½ oz perak yang bertanya sekitar 15, 55 gram.

Namun, selain menggunakan satuan syikal, ternyata dalam Alkitab sering juga disebut adanya pecahan setengah syikal. Misalnya, persembahan khusus kepada Tuhan adalah setengah syikal (Kel 30:13-15). Dalam hal ini, pecahan koin modern yang paling mendekati setengah syikal adalah ¼ oz perak atau sekitar 7,77 gram.

Selain setengah syikal, ada lagi satuan yang nampaknya lebih jarang digunakan, yaitu sepertiga syikal dan dua per tiga syikal (1 Samuel 13:21) serta seperempat syikal (1 Samuel 9:8). Adapun 1/3 dan 2/3 syikal itu masing-masing sekitar 3,8 gram dan 7,6 gram; sedangkan ¼ syikal itu sekitar 2.85 gram.
Pecahan koin perak yang paling mendekati 2/3 syikal (7.6 gram) adalah ¼ oz; sedangkan yang paling mendekati 1/3 dan ¼ syikal adalah 1/10 oz.

Mitsqal dan Dirham
Menurut Wikipedia, konon  kata syikal (sy-q-l) dalam bahasa Ibrani masih berhubungan dengan kata mitsqal dalam bahasa Arab. Kalau saya baca-baca, satu mitsqal itu beratnya setara dengan 72 bulir gandum atau sekitar 4,25 gram. Satu dinar emas beratnya sama dengan satu mitsqal ini, yaitu sekitar 4.25 gram. Namun, untuk satuan perak, hitungannya berbeda. Konon, 1 dirham perak beratnya setara dengan 7/10 dari satu dinar emas (satu mitsqal), sehingga menurut beberapa pendapat dalam kitab fiqih, 1 dirham perak ditetapkan sebagai 2,975 gram. Pecahan koin perak modern yang paling mendekati 1 dirham ini adalah 1/10 oz yang beratnya sekitar 3,11 gram. Konon, dirham itu sendiri berasal dari bahasa Yunani: drachma atau didrachm.

Drachma, Didrachm, dan tetradrachm
Drachma merupakan satuan mata uang yang digunakan di Yunani dalam berbagai masa.Satu drahcma beratnya sekitar 4,3 gram atau hampir sama dengan 1 mitsqal, didrachm seberat 8,6 gram, sedangkan tetradrachm sekitar 17,2 gram. Menurut Wikipedia, pada abad kelima sebelum Masehi, koin tetradrachm mungkin merupakan koin yang paling banyak digunakan sebelum masa Aleksander Yang Agung. Pecahan koin modern yang paling mendekati satu tetradrachma ini adalah ½ oz koin perak.

Dinar
Kalau drachma, didrachm, dan tetradrachm adalah koin perak yang disebarluaskan oleh orang Yunani, maka dinar adalah koin perak yang digunakan oleh orang Romawi. Dalam Alikitab Perjanjian Lama, beberapa kali disebut nama dinar ini.
Menurut wikipedia, satu dinar itu pada mulanya beratnya sekitar 6,8 gram atau sedikit dibawah 1/4 oz. Namun, lambat-laun berat dari satu dinar berkurang menjadi 4,5 gram kemudian menjadi 3,9 gram dan kemudian turun lagi menjadi 3,4 gram. Dengan demikian, jika pada awalnya satu dinar kurang lebih setara dengan 1/4 oz, maka belakangan satu dinar lebih mendekati ke 1/10 oz.

Antara 1 oz, ½ oz, ¼ oz, dan 1/10 oz; manakah yang paling ideal?
Walaupun satuan standar koin perak internasional adalah 1 oz (31,1 gram), menurut saya satuan ini agak terlalu besar nilainya. Sebagaimana telah disebut di atas bahwa 1 oz itu nilainya saat ini sekitar 20 dollar Amerika, atau sekitar 300 ribu rupiah (belum termasuk ongkos kirim), sementara harga perak saat ini menurut saya di bahwa harga semestinya (underpriced). Saat ini harga perak adalah sekitar 10 ribu rupiah per gram, sedangkan harga 1 gram emas sekitar 500 ribu rupiah. Dengan demikian, harga perak saat ini hanya sekitar seperlimapuluh (1/50) dari harga emas. Nampaknya nilai perak saat ini sangat merosot dibandingkan nilai perak berabad-abad yang lalu ketika perak masih digunakan sebagai alat pembayaran sehari-hari. Di masa Nabi misalnya, ditetapkan bahwa nishab zakat emas adalah sebesat 20 dinar (sekitar 85 gram) sedangkan nishab zakat perak adalah 200 dirham (sekitar 595 gram). Dengan demikian, kita bisa menduga bahwa nilai perak pada zaman Nabi hanya sekitar sepersepuluh (1/10) dari nilai emas. Kalau seandainya nilai perak di masa depan sama dengan nilai perak di masa Nabi, yaitu hanya sekitar 1/10 dari nilai emas, maka nilai dari 1 oz koin perak akan setara dengan satu juta hingga satu setengah juta rupiah, dan nilai tersebut menurut saya terlalu besar untuk keperluan sehari-hari.

½ oz Perak
Satuan setengah oz perak nampaknya cukup ideal karena berbagai alasan. Alasan pertama, pecahan ½ oz inilah yang paling mendekati satuan 1 syikal dalam Alkitab. Kedua, pecahan ½ oz ini juga yang paling mendekati uang tetradrachm yang konon merupakan koin perak paling populer di masa Yunani sebelum Masehi. Alasan ketiga, nilai intrinsic dari koin perak ½ oz saat ini yang sekitar 10 dolar Amerika atau 150 ribu rupiah, tidaklah terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Jika anda tinggal di Australia dan anda ingin membeli sebuah kebab misalnya, maka pecahan ½ oz ini cukup pas untuk digunakan untuk membeli kebab tersebut.

¼ oz Perak
Satuan seperempat oz perak ini juga merupakan pilihan bijak bagi para survivalists. Alasan utamanya adalah karena satuan ini lebih kecil dan lebih fleksibel daripada setengah oz. Nilai intrinsik dari ¼ oz perak saat ini adalah sekitar 5 dolar amerika atau sekitar 75 ribu rupiah. Pecahan ¼ oz ini juga merupakan pecahan yang paling mendekati ½ syikal, yaitu biaya yang harus dibayarkan sebagai bea masuk ke Bait Allah (Mat 17) serta persembahan khusus untuk Tuhan (Kel 30:13). Beberapa perusahaan swasta yang memproduksi Silver Rounds ukuran 1 oz, menutupi kelemahan koin ukuran 1 oz yang tidak dapat dibagi dengan mengeluarkan edisi khusus Silver Rounds 1 oz yang bisa dibagi (divisible) menjadi 4 potong, dimana masing-masing potongan seberat ¼ oz. Nampaknya ide tersebut lahir karena mereka menyadari bahwa pecahan ¼ oz kemungkinan akan diperlukan kelak di kemudian hari.

1/10 oz
Pecahan sepersepuluh oz merupakan pecahan yang paling mendekati satuan dirham yang digunakan di dunia Islam. Namun, saya merasakan bahwa menurut saya ukuran dari 1/10 oz ini terlalu kecil ukurannya, oleh karena itu pecahan ini mungkin akan lebih mudah hilang, terselip, atau terjatuh. Bukan hanya itu saja, biaya produksi untuk membuat koin perak 1/10 oz ini lebih besar daripada biaya produksi untuk membuat koin perak pecahan yang lain, membuat harga yang harus kita bayarkan untuk mendapatkan koin 1/10 oz ini menjadi lebih tinggi. Dengan kata lain, harga dari sekeping  1/10 oz per spot ini merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan harga per spot pecahan lain.

Kesimpulan
Sebagai seorang survivalist atau seorang prepper yang percaya bahwa pada suatu saat nanti teknologi modern mungkin akan musnah dan tidak dapat digunakan lagi dan kehidupan manusia akan kembali seperti ke zaman dahulu, dan uang kertas tidak akan laku lagi sehingga manusia akan kembali melakukan barter atau menggunakan mata uang perak dan emas, saya menyarankan untuk mengoleksi pecahan ¼ oz dan ½ oz. Saya menduga, kelak di kemudian hari pecahan ¼ oz dan ½ oz inilah yang lebih dibutuhkan dan akan lebih sering digunakan dalam bertransaksi sehari-hari. Sebagai pelengkap, saya rasa tidak ada salahnya jika anda memiliki pecahan 1/10 oz perak (sekitar 3,1 gram), karena dalam sejarahnya satuan kecil ini pernah memegang peranan cukup penting pada masanya. Wa Allahu a’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para