Langsung ke konten utama

The Noahide: Pengikut Syariat Nabi Nuh?

"Dia telah mensyariatkan kepada kalian dari agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh ..." (QS 42:13)

Ayat Surah Asy-Syura di atas menyatakan bahwa syariat orang-orang beriman (umat mukmin) kurang lebih sama dengan syariat yang pernah diwasiatkan-Nya kepada Nabi Nuh.
Benarkah bahwa Allah pernah menurunkan suatu syariat kepada Nabi Nuh? Di dalam Al Quran memang tidak dijelaskan list atau semacam daftar perintah dan larangan tertentu yang Dia berikan kepada Nabi Nuh. Bahkan, di dalam Alkitab pun juga tidak ada  list perintah atau larangan semacam Sepuluh Perintah Tuhan (atau Tujuh Perintah) yang diberikan kepada Nabi Nuh.

Namun demikian, di dalam tradisi Yahudi dijelaskan bahwa pada dasarnya Tuhan membagi umat manusia menjadi dua bagian besar, yaitu yang pertama adalah umat Yahudi, sedangkan yang kedua adalah umat non-Yahudi yang mencakup seluruh umat manusia. Karena menurut keyakinan Yahudi bahwa semua manusia yang hidup pada saat ini adalah keturunan Nabi Nuh, maka untuk golongan yang kedua ini bisa disebut juga sebagai bnei Noach atau kalau dalam bahasa Inggris biasa disebut juga sebagai the Noahide.

Menurut tradisi Yahudi tersebut, untuk kedua golongan manusia ini diberikan perintah yang berbeda. Khusus untuk umat Israel, diberikan Taurat, yang kalau dirinci lebih lanjut, terdapat sejumlah 613 perintah dan larangan bagi umat Israel, diantaranya adalah perintah untuk memelihara Hari Sabtu, larangan untuk memakan hewan air yang tidak bersisik dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk bangsa selain Israel mereka diberikan Tujuh Perintah utama atau Seven Laws of Noah, yang kalau dirinci lebih lanjut bisa didapatkan 30 perintah. Nah, perintah untuk memelihara hari Sabbath tidak termasuk dalam perintah kepada anak-anak Nabi Nuh melainkan khusus untuk umat Israel saja.

Namun, ada satu masalah besar: yaitu bahwa Seven Laws of Noah itu tidak ada dalilnya sama sekali dari Alkitab. Alkitab Kitab Kejadian memang menceritakan bahwa Tuhan pernah mengadakan perjanjian dengan Nabi Nuh, di mana Tuhan tidak akan lagi menghapus umat manusia dengan banjir, sedangkan Nabi Nuh dan umatnya dilarang untuk memakan darah. Namun hanya itu saja. Tidak ada kalimat atau frase yang menyebut-nyebut tentang Tujuh Perintah.

Frase tentang Tujuh Perintah atau Seven Laws tersebut hanya terdapat di dalam kitab Talmud yaitu ditulis beberapa ratus tahun setelah Masehi. Oleh karena itu wajar jika banyak pihak yang meragukan kebenaran dari Kitab Talmud, termasuk list dari Seven Laws of Noah tsb.

Menurut saya, sumber yang bisa lebih dapat dipercaya daripada Kitab Talmud adalah Kitab Jubilee atau the Book of Jubilee yang diperkirakan ditulis sekitar dua abad sebelum Masehi, jadi kitab ini lebih tua usianya dibandingkan Kitab Talmud, dan oleh karena itu lebih reliable. Sebagai tambahan, Kitab Jubilee ini pun merupakan salah satu kitab yang ditemukan manuskrip-nya di Laut Mati (Dead Sea Scrolls) sekitar tahun 1945. Selain itu, beberapa sekte agama Nasrani di Ethiopia memasukkan Kitab Jubilee ke dalam canon Alkitab mereka. Oleh karena itu Kitab Jubilee bagaimanapun juga lebih dapat dipercaya daripada kitab Talmud.

Dalam Kitab Jubilee diceritakan bahwa Nabi Nuh pernah memberikan beberapa pesan/perintah kepada anaknya. Perintah/pesan Nabi Nuh tersebut kalau dijabarkan terdiri dari sembilan perintah, yang rinciannya adalah sebagai berikut:

1. perintah untuk berbuat baik,
2. perintah untuk menutup aurat mereka,
3. perintah untuk menguduskan Tuhan,
4. perintah untuk menghormati kedua orangtua,
5. perintah untuk mencintai sesama manusia,
6. larangan untuk melacur/berzina,
7. larangan untuk berbuat mesum/kotor,
8. larangan untuk berbuat zhalim,
9. larangan untuk memakan darah.

Yang menarik adalah bahwa seluruh pesan Nabi Nuh kepada anak-anaknya ternyata bergema kembali di Kitab Imamat, khususnya bagian Holiness Code, wabil khusus, Kitab Imamat 17-20. Berikut ini adalah rincian dari Hukum/Syariat Nabi Nuh (the Laws of Noah) berserta counterpart-nya di dalam Kitab Imamat:

1. perintah untuk berbuat baik: "Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku  dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu. Sesungguhnya kamu harus berpegang pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku.  Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya;   Akulah TUHAN." (Imamat 18:4-5)

2. perintah untuk menutup aurat: "Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya; Akulah TUHAN." (Imamat 18:6)

3. perintah untuk menguduskan Tuhan: "Janganlah kamu bersumpah dusta  demi nama-Ku,  supaya engkau jangan melanggar kekudusan nama Allahmu; Akulah TUHAN." (Imamat 19:12)*
* Catatan: dalam tradisi Yahudi, menghujat nama Tuhan (blasphemy) adalah salah satu perintah yang termasuk dalam the Seven Laws of Noah. Karena menghujat nama Tuhan (blasphemy) adalah sesuatu yang dianggap sangat jahat bagi orang Yahudi, maka bahkan orang Yahudi pun enggan untuk mengatakan/menuliskan menghujat nama Tuhan. Oleh karena itu, alih-alih menuliskan menghujat nama Tuhan, sebagian dari mereka pun menuliskannya sebagai menguduskan Tuhan (bless the Lord).

4. perintah untuk menghormati ayah dan ibu: "Setiap orang di antara kamu haruslah menyegani ibunya dan ayahnya" (Imamat 19:3)

5. perintah untuk mengasihi sesama: "Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu ... melainkan kasihilah sesamamu manusia  seperti dirimu sendiri;  Akulah TUHAN." (Imamat 19:17-18)

6. larangan untuk melacur/berzina (kepada tuhan lain): "Setiap orang, baik dari antara orang Israel maupun dari antara orang asing yang tinggal di tengah-tengah orang Israel, yang menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, pastilah ia dihukum mati, yakni rakyat negeri harus melontari dia dengan batu.  Aku sendiri akan menentang orang itu dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya,  karena ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dengan maksud menajiskan tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusan nama-Ku yang kudus.  Tetapi jikalau rakyat negeri menutup mata terhadap orang itu, ketika ia menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada Molokh, dan tidak menghukum dia mati,  maka Aku sendiri akan menentang orang itu serta kaumnya dan akan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya dan semua orang yang turut berzinah mengikuti dia, yakni berzinah dengan menyembah Molokh. Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya" (Imamat 20:1-6)

7. larangan untuk berbuat mesum/kotor: "Janganlah kauhampiri seorang perempuan pada waktu cemar kainnya   yang menajiskan   untuk menyingkapkan auratnya. Dan janganlah engkau bersetubuh dengan isteri sesamamu,   sehingga engkau menjadi najis dengan dia.  Janganlah kauserahkan seorang dari anak-anakmu  untuk dipersembahkan kepada Molokh,  supaya jangan engkau melanggar kekudusan nama Allahmu;   Akulah TUHAN. Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan,   karena itu suatu kekejian .  Janganlah engkau berkelamin dengan binatang apapun, sehingga engkau menjadi najis dengan binatang itu. Seorang perempuan janganlah berdiri di depan seekor binatang untuk berkelamin, karena itu suatu perbuatan keji.  Janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu, sebab dengan semuanya itu bangsa-bangsa yang akan Kuhalaukan dari depanmu u  telah menjadi najis.(Imamat 18:19-23)

8. larangan untuk berbuat zhalim/munkar: "Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan;  janganlah engkau membela  orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar,  tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran ... Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan, mengenai ukuran, timbangan dan sukatan. Neraca  yang betul, batu timbangan yang betul, efa  yang betul dan hin  yang betul haruslah kamu pakai; Akulah TUHAN, Allahmu yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir. (Imamat 19:15, 34-35)

9. larangan untuk memakan darah:  "Setiap orang dari bangsa Israel dan dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang makan darah  apapun juga Aku sendiri akan menentang dia dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.  Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya  dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa. Itulah sebabnya Aku berfirman kepada orang Israel: Seorangpun di antaramu janganlah makan darah. Demikian juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak boleh makan darah."  (Imamat 17:10-12)


KESIMPULAN
Menurut saya, daftar perintah kepada anak-anak Nabi Nuh (bnei Noah) yang saya kutip di atas jauh lebih masuk akal daripada daftar perintah Seven Laws of Noah yang dikabarkan di dalam Talmud, karena seluruh pesan Nabi Nuh kepada anak-anaknya memiliki counterpart atau imbangan di dalam Alkitab, khususnya di bagian Holiness Code, yaitu di dalam Kitab Imamat Pasal 17-19. Sementara, tidak semua perintah yang ada di dalam Seven Laws of Noah sebagaimana dikatakan dalam Talmud ada imbangannya di dalam Alkitab. Contoh perintah yang tidak ada imbangannya di dalam Alkitab tersebut adalah untuk mendirikan sidang peradilan, yang bukan hanya tidak ada dalilnya di dalam Alkitab, namun juga sangat sulit untuk diterapkan.

Namun demikian, saya menganggap bahwa menjadi the Noahide adalah pilihan terbaik jika seseorang tidak ingin menjadi seorang Yahudi atau seorang mukmin. Menurut saya, menjadi seorang Noahide adalah jauh lebih baik daripada menjadi seorang Katolik. wa Allahu a'lam.



Referensi:
1. The Path of the Righteous Gentile by Chaim Clorfene and Yakov Rogalsky
2. Genesis Retold by J.A. Brown
3. Jubilees & Genesis The Parallel Edition by Russell Redden

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para