Langsung ke konten utama

The Best Silver Coins Recommended to Collect


Setelah dua tahun lebih saya mengoleksi koin perak dari berbagai negara, yang saya anggap sebagai masalah terbesar dalam mengumpulkan koin perak adalah soal milk spot atau noda keputihan pada koin perak modern. Betapa tidak, dalam sebagian besar kasus, munculnya milk spots ini benar-benar sangat mengganggu dan merusak pemandangan. Koin perak yang tadinya nampak mengkilap cemerlang berubah menjadi seperti bulukan. Namun, berdasarkan koleksi saya, saya menyimpulkan bahwa ada beberapa koin perak tertentu yang rentan terhadap milk spot, sehingga menurut saya tidak layak untuk dikoleksi (NOT recommended). Sementara itu, ada juga koin perak lainnya yang relatif lebih jarang terjangkit milk spot sehingga cukup layak untuk dikoleksi alias worth stacking. Dengan kata lain all silver coins are not created equal.

Berikut ini adalah beberapa koin perak yang rentan terhadap milk spot sehingga saya anggap not recommended :

1. Silver Krugerrand dari Afrika Selatan
Dari empat koin perak Krugerrand yang saya miliki, dua di-encapsulated di dalam slab NGC, satu dalam slab PCGS, dan satu koin lagi dalam kapsul biasa. Anehnya, semuanya terkena milk spot yang parah sehingga merusak pemandangan. Dengan demikian, untuk saat ini saya menyatakan bahwa koin perak Krugerrand adalah yang terburuk dalam masalah milk spot.






2. Silver Maple Leaf tahun 2017 ke bawah
Dari belasan keping koin perak Silver Maple Leaf tahun 2017, 2016, 2015 yang saya miliki, hampir seluruhnya terkena milk spot. Dalam sebagian kasus, penampakan milk spot hanya kecil saja dan tidak terlalu mengganggu, namun dalam kasus lainnya penampakan milk spot sangat merusak keindahan koin.



3. Silver Kangaroo dari Australia
Koin perak Kangguru yang saya miliki berjumlah sekitar 7 atau 8 buah, dan hampir semuanya terkena milk spot



4. Austrian Philharmonic
Sangat disayangkan bahwa koin perak sebagus Philharmonic tidak terbebas dari masalah milk spot. Dari sekitar 9 koin Philharmonic yang saya miliki, sebagian besar terkena milk spot. Jika saja seandainya koin perak Philahrmonic ini tidak punya masalah dengan milk spot, pasti saya akan memasukkan koin yang satu ini ke dalam list koin perak yang paling saya rekomendasikan, dan tentunya saya akan mengoleksi koin perak ini lebih banyak lagi.



5. Britannia dari Inggris
Dari sekitar lima koin Britannia yang saya miliki, seluruhnya terkena milk spot, walaupun dalam sebagian kasus, penampakan milk spot masih bisa ditolerir karena tidak terlalu merusak pemandangan



6. Silver Elephant dari Somalia

Serupa dengan koin-koin di atas, seluruh koin Somalian Elephant yang saya miliki terkena milk spot walaupun dalam kebanyakan kasus, penampakan milk spot tidak terlalu merusak pemandangan.




7. Armenian Noah’s Ark 1 oz

Saya hanya punya dua koin perak Noah’s Ark berukuran 1 oz, di mana salah satu diantaranya terkena milk spot yang parah, sedangkan yang satunya lagi belum saya update perkembangannya. Namun, nampaknya koin perak Noah’s Ark 1 oz tidaklah setangguh koin-koin perak keluaran Perth Mint, misalnya, sehingga saya memasukkan koin perak Noah’s Ark dalam urutan terakhir koin perak yang relatif rentan terhadap milk spot.







Nah, sekarang sampailah kita kepada koin-koin perak yang tidak terlalu rentan terhadap milk spot (kalau tidak mau dibilang kebal terhadap milk spot), dimulai dari urutan paling “kebal” terhadap milk spot sampai yang tidak terlalu kebal terhadap milk spot:

1. Silver Maple Leaf tahun 2018 dan setelahnya
Sejak tahun 2018, RCM sebagai produsen dari Silver Maple Leaf berhasil menerapkan teknologi Mint Shield pada koin-koin perak buatannya. Dan ternyata memang terbukti bahwa dari seluruh koin perak Maple Leaf tahun 2018 ke atas yang saya miliki (total ada puluhan koin), setahu saya tidak ada satu pun yang terkena milk spot. Maka wajar jika Silver Maple Leaf merupakan koin perak terbanyak yang saya miliki.

2. Australian Kookaburra dan Koala buatan Perth Mint
Dari sekitar belasan koin perak Kookaburra dan Koala yang saya miliki, sepengetahuan saya tidak ada satu pun yang terkena milk spot.

3. Silver Turtle dari New Zealand
Saya tidak punya banyak koin Silver Turtle ini, mungkin hanya sekitar 3 koin atau 4 koin saja. Namun sejauh ini tidak terlihat adanya milk spot pada koin buatan Selandia Baru ini.

4. Chinese Panda

Koin Perak Panda dari China yang saya miliki juga relatif kebal terhadap milk spot. Walaupun ada sedikit koleksi Panda saya yang terkena milk spot, namun tidak parah-parah amat.


5. Mexican Libertad
Dari sejumlah koin perak Libertad yang saya miliki (sebagian besar pecahan), tidak banyak yang terkena milk spot. Ada memang sebagian koin Libertad yang terkena milk spot, namun masih dalam taraf wajar dan bisa ditolerir.

6. American Silver Eagle
ASE merupakan koin perak terbanyak kedua yang saya koleksi setelah Maple Leaf. Namun, sebagian besar koin perak ASE yang saya miliki terdapat dalam slab NGC, walaupun saya juga memiliki sejumlah koin ASE dalam kapsul biasa, maupun raw coin yang tidak saya simpan dalam kapsul. Dari sejumlah koin ASE yang saya miliki, terutama yang di dalam slab NGC, sejumlah koin terkena milk spot. Dalam beberapa kasus penampakan milk spot cukup mengganggu pemandangan. Namun, kalau dibandingkan koin perak Krugerrand, Kangaroo, ataupun Britannia, saya berani mengatakan bahwa koin ASE masih lebih baik ketahanannya terhadap milk spot dibandingkan koin-koin yang sebutkan tadi.

7. Pecahan Armenian Noah’s Ark
Pecahan koin perak Noah’s Ark merupakan salah satu koleksi saya yang terbanyak kuantitasnya di samping Maple Leaf dan Silver Eagle. For some reason, saya lebih menyukai mengumpulkan koin perak Noah’s Ark dalam pecahan ¼ oz dan ½ oz ketimbang ukuran standar 1 oz. Nah, dari puluhan keping pecahan Noah’s Ark yang saya miliki, memang sebagiannya terkena milk spot. Namun yang tidak terkena milk spot masih lebih banyak jumlahnya daripada yang terkena milk spot.

Lalu, koin perak yang manakah yang paling saya rekomendasikan untuk dikoleksi atau untuk dukumpulkan? Terdapat dua faktor yang menjadi pertimbangan saya. Faktor pertama adalah idealnya koin perak tersebut cukup tangguh terhadap milk spot. Faktor kedua, koin perak tersebut haruslah recognizable atau dikenal oleh masyakarat luas, bukan dikenal hanya oleh segelintir kolektor koin saja. Sebuah koin perak akan mudah dikenali jika design dari koin tersebut tidak pernah berubah. Kenapa demikian? Karena saya terkesan kepada koin perak Maria Theresa Thaler (MTT) yang mulai diproduksi pada abad ke-18, namun tetap/terus diproduksi hingga abad ke-20. Hal itu karena demand atau permintaan terhadap koin MTT sangat besar di seluruh dunia. Dan salah satu resep kenapa koin perak MTT bisa dianggap sebagai mata uang internasional adalah karena design-nya yang tidak berubah. Itulah sebabnya kenapa saya mencantumkan faktor bahwa design koin perak tidak berubah sebagai salah satu kriteria dalam menentukan the best silver coins in the world.

Berikut ini adalah koin perak terbaik di dunia yang paling layak untuk dikoleksi versi saya:

1. Silver Maple Leaf tahun 2018 ke atas.
Hampir semua kriteria hal yang baik dimiliki oleh koin perak Canadian Silver Maple Leaf tahun 2018 ke atas. Mulai dari tingkat kemurnian perak yang sangat tinggi mencapai 99,99% (tertinggi di dunia), design koin yang sangat rumit yang membuat koin ini sangat sulit untuk dipalsukan, kemudian design koin yang tidak berubah membuat koin ini sangat mudah dikenali, hingga teknologi MintShield yang mampu mengurangi risiko milk spot pada koin ini.
Kalau ada yang saya anggap sebagai kekurangan dari koin Silver Maple Leaf adalah menurut saya design-daun Maple-nya agak membosankan. Dan juga gambar Ratu Elizabeth pada sisi Obverse membuat koin ini kurang menarik jika dibandingkan koin lainnya seperti ASE atau Libertad misalnya.

2. American Silver Eagle
Alasan utama kenapa koin ASE harus masuk ke dalam list koin perak terbaik adalah karena koin perak ini merupakan koin perak paling populer di dunia. Tentu terdapat alasan kuat kenapa koin ini mampu menjadi koin perak terpopuler di dunia. Mungkin, karena merupakan satu-satunya koin perak yang dijamin langsung oleh Pemerintah AS, atau karena design Walking Liberty-nya yang klasik, atau mungkin juga karena design Elang oleh John Mercanti yang ciamik. Ditambah kenyataan bahwa koin perak ini lumayan tangguh terhadap milk spot (walaupun bukan yang terbaik) membuat koin perak ini layak untuk dikoleksi.

3. Mexican Libertad
Koin perak Silver Libertad dari Mexico bisa dianggap sebagai koin perak modern pertama di dunia karena koin perak ini lahir sebelum ada koin perak lainnya seperti Panda, ASE, maupun Maple Leaf. Apalagi Mexico memiliki sejarah mint yang sangat panjang karena Mexico merupakan salah satu negara tempat produksi koin perak Pillar Dollar yang kelak menjadi benchmark bagi seluruh koin di Amerika Serikat. Bukan hanya itu, di Wikipedia terdapat gambar sebuah koin peso dari Mexico yang kemudian digunakan sebagai alat pembayaran bagi orang-orang China. Ini artinya koin perak produksi dari Mexico sangat layak untuk digunakan sebagai mata uang internasional atau international trade currency. Apalagi design dari Libertad tidak kalah cantik jika dibandingkan dengan ASE (kalo Maple Leaf mah lewat).
Hanya satu kekurangan dari design Libertad, yaitu bahwa design-nya agak2 vulgar gimanaaa gitu.

4. Australian Kookaburra dan Koala
Sebenarnya koin ini bisa menduduki peringkat yang lebih tinggi jika seandainya design dari koin perak ini tidak berubah. Tentu saja terdapat plus dan minus dari design koin yang selalu berubah. Plus-nya tentu saja para konsumen tidak bosan dengan design yang itu-itu saja. Namun minusnya, perubahan design yang terus menerus membuat koin perak ini tidak mudah untuk dikenali oleh masyarakat luas. Sebagai contoh, sebagian kolektor koin perak mungkin sangat familiar dengan design koin Kookoburra tahun 2016, namun mereka tidak begitu familiar dengan design Kookaburra tahun 2018 atau 2019 misalnya. Namun, karena saya menganggap masalah perubahan design tidak seserius masalah milk spot, maka saya tetap mencantumkan koin perak Kookaburra dan Koala ini sebagai salah satu kandidat koin perak terbaik di dunia.

Itulah empat koin yang paling saya rekomendasikan untuk dikumpulkan. Tadinya saya ingin juga memasukkan Chinese Panda sebagai salah satu kandidat. Namun, for some reason, saya mengurungkan niat saya tersebut. Dan kalaupun saya dipaksa untuk membuat Top 5 Silver Coins yang paling saya rekomendasikan, kemungkinan besar saya tetap tidak akan memasukkan koin perak Panda ke dalam list saya. Kemungkinan saya akan memasukkan Silver Turtle dari New Zealand atau pecahan Noah’s Ark ½ oz dan ¼ oz ke dalam  list saya sebagai pilihan kelima (dan/atau keenam).
Entah kebetulan entah tidak, seluruh koin perak yang saya rekomendasikan dicetak oleh negara-negara yang terletak pada Dunia Baru (the New World), yaitu benua Amerika (Utara) dan Australia. Mungkinkah untuk meraih kesuksesan, maka seseorang/sese-bangsa harus hijrah dari tempat yang lama ke tempat yang baru?

Lalu, Bagaimana dengan Koin Dirham Perak Antam dll?
Saya memiliki puluhan keping koin dirham perak, baik dari Antam, dari WIN, dari WIM, dari IMN, maupun koin dirham perak Malaysia dari Nubex. Anehnya, setahu saya, tidak ada satu pun dari koin-koin dirham perak ini yang mengalami milk spot. Kenapa bisa demikian ya? Apakah karena baik Indonesia maupun Malaysia lebih alami/natural dalam memproduksi perak? Artinya mungkinkah karen koin dirham perak buatan Antam dll tidak terlalu menggunakan bahan kimia yang tidak alami? Ataukah karena ada sebab lain?
Namun demikian, walaupun koin dirham perak sangat tahan terhadap milk spot, saya tidak memasukkan koin perak dirham antam ini ke dalam list recommended silver coins. Alasannya hanya ada satu: secara teori, koin perak dirham Antam, WIN, nubex dll bukanlah termasuk dalam kategori silver coin. Sebuah koin bisa disebut sebagai silver coin jika koin tersebut dikeluarkan secara resmi oleh negara tertentu. Sedangkan koin perak dirham Antam diproduksi oleh sebuah BUMN, bukan resmi oleh Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Indonesia. Koin perak buatan Indonesia yang bisa disebut sebagai silver coin adalah koin perak dari Bank Indonesia seperti koin perak Cendrawasih tahun 1970 atau koin perak Babi Rusa tahun 1987. Koin perak dirham Antam dll lebih tepat digolongkan sebagai silver round.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para