Langsung ke konten utama

Inikah Injil Yang Asli?

 



Sudah bertahun-tahun saya tertarik dengan kitab Injil dan mempelajari Injil. Dan sudah bertahun-tahun pula saya memikirkan, sebenarnya kitab Injil yang mana yang dimaksud oleh Al Quran ketika Al Quran berbicara tentang Injil. Beberapa kitab injil yang pernah menjadi kandidat antara lain, Injil Mathius, Injil Lukas, Injil Q, Injil Ibrani (Gospel of the Hebrews), Injil Barnabas, Injil Didache, and last but certanly not the least: the Gospel of Marcion atau Injil Marcion.

Sebagian besar injil yang saya sebutkan di atas memiliki sejumlah kelemahan karena satu dan lain hal. Kecuali Injil Marcion. 

Injil Matius PB dan Injil Lukas PB, misalnya, selain kedua kitab tersebut mengandung sejumlah kesalahan minor, namun yang lebih utama adalah karena beberapa ayat dalam Injil Matius PB dan Injil Lukas bertentangan dengan Al Quran. Salah satu kontradiksinya adalah bahwa baik dalam Injil Matius maupun Injil Lukas, genealogi Yesus selalu dikaitkan dengan Yusuf si tukang kayu, yang pada akhirnya dapat ditelusuri sampai kepada Daud dari suku Yehuda. Sedangkan Al Quran tidak pernah menyinggung sosok Yusuf si tukang kayu ini. Quran selalu menyebut Yesus atau Nabi Isa sebagai putra Maria. Dan dalam surah Maryam ayat 28 terdapat inidkasi kuat bahwa sebenarnya Maryam merupakan keturunan Harun yang berasal dari suku Lewi. Sementara pada Injil Marcion, tak pernah sekalipun Injil Marcion menyebut Yesus sebagai anak Yusuf. Dan kalau Anda membaca Injil Marcion, anda akan mendapatkan bahwa yang mengklaim bahwa Yesus adalah anak Daud bukanlah Yesus atau Maria, melainkan orang sakit yang sebenarnya tidak begitu kenal dengan Yesus. Bahkan dalam injil pun sebenarnya Yesus sendiri sudah mengindikasikan bahwa beliau bukanlah anak Daud. Kalau Mesias merupakan anak Daud, lalu kenapa Daud menyebutnya sebagai "tuannya"? Hal ini mengindikasikan bahwa mesias yang dimaksud Daud memang bukan keturunannya, melainkan keturunan dari suku lain selain suku Yehuda. Dan suku mana lagi yang lebih mulia daripada suku Yehuda selain suku Lewi? (ref: the Testament of the Twelve Patriarchs)

Selain itu, Injil PB sering menyebut Yesus sebagai "anak Allah", suatu istilah yang nampaknya sangat dibenci oleh Al Quran. Bagaimana dengan Injil Marcion? Dalam Injil Marcion memang terdapat kejadian dimana Yesus disebut sebagai "anak Allah", namun yang mengatakan ini adalah setan dan/atau pendeta Yahudi yang jahat. Yesus sendiri tidak pernah menyatakan dirinya sebagai "anak Allah", melainkan sebagai "anak manusia" (the son of man). 

Injil Marcion dalam banyak hal sangat serupa dengan Injil Lukas, namun lebih ringkas. Dan dalam beberapa hal Injil Marcion justru lebih masuk akal ketimbang Injil Lukas. Misalnya jika dalam Injil Lukas disebutkan bahwa Yesus pergi ke Nazareth dulu kemudian baru pergi ke Kapernaum, maka dalam Injil Marcion, misi Yesus dimulai dari Kapernaum dulu, baru kemudian Yesus pergi ke Nazareth. Selain itu Doa Bapa Kami dalam Injil Marcion yang meminta Roh Kudus kepada sang Bapa dinilai justru lebih masuk akal ketimbang Injil Lukas. Namun, sebagaimana halnya Injil Lukas yang ditulis oleh seorang gentile untuk kaum gentiles, maka demikian juga halnya dengan Injil Marcion. Hal ini mengingatkan saya kepada Logia #109 dari Injil Thomas mengenai seorang ahli waris yang tidak mengetahui betapa berharganya warisan yang diperolehnya. Karena ketidaktahuan tsb, dia kemudian malah menjual warisan kepada orang lain.

Pendeknya, saat ini saya merasa bahwa Injil Marcion merupakan injil yang paling dekat dengan kebenaran dibandingkan injil-injil lainnya, termasuk injil Barnabas sekalipun. Maka saya rasa tidak berlebihan kiranya jika judul buku tentang Injil Marcion pada tangkapan layar yang saya ambil dari sebuah buku di atas diberikan judul "An Early Version" dan sebagai "The Original Gospel"

Mungkin satu-satunya permasalahan yang tersisa dari Injil Marcion yang mana tidak cocok dengan keterangan Al Quran adalah nubuat mengenai nabi ummi atau the gentile prophet. Sejauh yang saya ketahui, nubuat paling dekat mengenai nabi ummi atau the gentile prophet hanya ada di Injil Matius Perjanjian Baru 21:43

Walaupun demikian, saya rasa injil Marcion ini tetap layak untuk dibaca dan dipelajari, karena menurut saya injil Marcion inilah sepertinya yang paling mendekati deskripsi dari Injil Q.

Wa Allahu a'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gospel for the Gentiles

Dalam posting sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Kitab Injil atau the Gospel sedianya ditujukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Bahkan, Injil yang asli kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani, atau kalau menurut istilah Jerome disebut sebagai matthaei authenticum . Namun, karena sebagian besar bangsa Yahudi pada era Nabi Yesus menolak Yesus, maka kemudian kitab injil dialihkan kepada bangsa lain (bangsa gentiles ), dan kemudian Injil ditulis dalam bahasa gentiles , yakni bahasa Koine Greek. Lalu, karena Kitab Injil sudah diwariskan kepada bangsa gentiles, apakah berarti seluruh isi dari Kitab Injil itu harus juga dilaksanakan oleh pengikut Injil non-Yahudi alias pengikut Injil yang berasal dari bangsa gentiles ? Menurut saya tidak. Sebagian isi dari Kitab Injil tidak applicable bagi bangsa gentiles , contohnya seperti "You are the light of the World", tidak tepat kalau kata-kata ini ditujukan kepada bangsa gentiles. Atau contoh lainnya, "Jika kamu hanya memberi salam

Mengantisipasi Perubahan Zaman

Saya percaya bahwa suatu saat nanti Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan muncul ke bumi. Bahkan, saya pribadi percaya,  imho , bahwa Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias akan datang pada abad ini, yakni abad ke-21 Masehi (sebelum tahun 2099 M) dan abad ke-15 Hijriah (sebelum tahun 1499 H). (Btw, tulisan ini saya buat pada tanggal 29 Juni 2023 atau 10/11 Zulhijjah 1444 H). Dalilnya antara lain dari buku  Umur Umat Islam  yang pernah beredar sekitar 20 tahun yang lalu, yang kurang lebih memperkirakan bahwa umur umat Islam itu hanya satu setengah hari saja atau sekitar 1500 tahun. Wa Allahu a'lam. Namun, di sisi lain saya juga percaya bahwa sebelum Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, maka zaman akan berubah. Artinya, zaman ketika sang Imam Mahdi dan/atau Sang Mesias datang, yang menurut perkiraan saya tidak akan lebih dari 50 tahun lagi dari sekarang, keadaannya akan sangat berbeda dengan zaman saat ini (2023). Saya menduga bahwa ketika Imam Mahdi dan/atau sang Mesias datang maka pada

Pascal's Wager atau Pertaruhan Pascal

Pada abad ke-17 Masehi, Blaise Pascal merumuskan teorinya yang kelak di kemudian hari dikenal dengan nama Pascal's Wager atau Taruhan Pascal. Intinya kurang lebih semua orang harus bertaruh, apakah Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada (atheist). Menurut Pascal, akan jauh lebih aman bagi manusia jika kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada. Karena kalau kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada dan ternyata Tuhan itu benar-benar ada, maka kita akan selamat. Sebaliknya bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada namun ternyata Tuhan itu ada, maka celakalah si petaruh ini. Demikian juga jika skenarionya dibalik. Misalkan kita bertaruh bahwa Tuhan itu ada namun ternyata Tuhan itu tidak ada, maka kita tidak rugi-rugi amat. Paling-paling kerugian kita hanyalah bahwa kita kehilangan kesempatan untuk hidup bermewah-mewah di dunia ini atau hedonisme. Begitu juga bagi orang yang bertaruh bahwa Tuhan itu tidak ada dan ternyata Tuhan itu memang tidak ada, maka tidak ada keuntungan berarti bagi para