Langsung ke konten utama

A Final Thought

Setelah bertahun-tahun merenung, sepertinya saat ini saya sudah sampai pada keyakinan yang cukup memadai mengenai Kitab Suci terdahulu yang wajib diimani oleh seluruh mukmin di dunia, sebagaimana tertulis dalam Quran Surat An Nisa ayat 136:

Ya ayyuhal-lazina amanu aminu billahi wa rasulihi wal-kitabil-lazi nazzala 'ala rasulihi wal-kitabil-lazi anzala min qabl(u), wa may yakfur billahi wa mala'ikatihi wa kutubihi wa rusulihi wal-yaumil-akhiri faqad dalla dalalam ba'ida
"Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh." (QS 4:136)

Kalau malihat ke belakang, pendapat saya mengenai kitab yang diturunkan sebelum Quran ini berulang kali berubah, mulai dari Kitab Tanakh, Taurat, Kitab Musa (catatan: kitab Musa saya yakini berbeda dengan Kitab Taurat), Kitab Jubilees, Kitab Injil, dan sebagainya.

Pada sebagian ayat Al Quran sendiri dinyatakan bahwa kitab yang dibenarkan tersebut adalah kitab yang diturunkan kepada Musa (kitab Musa), ref 11:17, 46:12, dan 28:48-49. Sementara, ayat lainnya mengisyaratkan bahwa kitab yang dibenarkan oleh Al Quran adalah kitab yang ada pada orang Yahudi (yakni kitab Tanakh?), ref 2:41,2:89,91, 101. Sementara ayat lainnya lagi secara spesifik menyebutkan bahwa kitab yang dibenarkan tersebut adalah Taurat. ref 3:40, 4:47, 5:110.

Namun, seperti saya singgung sebelumnya, kitab Musa tidak harus identik dengan kitab Taurat, karena setidaknya dua alasan. Pertama, tidak ada satu pun ayat yang menyatakan bahwa Allah menurunkan Taurat kepada Nabi Musa. Ayat yang ada adalah bahwa Allah "memberikan" kitab kepada Musa, namun tidak disebutkan bahwa kitab tsb adalah Taurat. Sedangkan pada ayat lain memang disebutkan bahwa Allah menurunkan Taurat, namun tidak disebutkan bahwa Taurat tersebut diturunkan kepada Nabi Musa. Alasan kedua, para sarjana Alkitab (biblical scholars) sudah meyakini bahwa Kitab Taurat yang ada pada masa kini tidak ditulis oleh Musa, melainkan setidaknya oleh 4 orang yang berbeda, sebut saja mereka sebagai J, E, P, dan D

Taurat, dalam arti default, sering dianggap sebagai lima kitab pertama yang ada di dalam Alkitab (Pentateuch), atau disebut juga sebagai the Five Book of Moses (Chumash). Kitab tersebut adalah Genesis (Bereshit), Exodus (Shemot), Leviticus (Vayikra), Numbers (Bamidbar), dan Deuteronomy (Devarim). Dalam 5 kitab Pentateuch ini terdapat sejumlah 613 perintah yang ditujukan untuk bangsa Israel.

Sedangkan Taurat dalam arti yang lebih luas dapat diperluas hingga meliputi seluruh kitab Tanakh, yakni Alkitab-nya orang-orang Yahudi atau the Jewish Bible, yang terdiri dari Taurat, Nevi'im, dan Ketubim.

Namun, selain didefiniskan dalam arti luas, semestinya Taurat bisa juga didefiniskan dalam arti yang lebih sempit. Dalam artian, Taurat di sini tidak meliputi 613 commandments yang ada, melainkan jauh lebih sedikit dari itu.

Taurat sendiri berarti hukum, atau pengajaran, atau perintah. Dan survey membuktikan bahwa sejak zaman Nabi Nuh dan Nabi Abraham pun sebenarnya sudah ada sejumlah hukum atau perintah yang berlaku pada masa tersebut. Itu sebabnya, di dalam Kitab Kejadian Pasal 26 ayat 5 disebutkan bahwa kepada Abraham telah diberikan aturan, perintah (mitzvot), ketetapan (chukkot), dan hukum (torah). Nah, jadi jelas, bahwa pada masa Abraham pun sebenarnya sudah ada dan sudah berlaku sejumlah (hukum) Taurat.

Premis saya didasari bahwa perintah untuk manusia pada umumnya (yakni bangsa gentiles atau bangsa ummi), tidak mungkin sama seperti perintah untuk umat Israel yang berjumlah 613 mitzvots tersebut. Berdasarkan premis ini, terdapat dua kandidat yang merupakan kitab yang wajib diimani oleh bangsa gentiles:

Pertama, adalah Kitab Kejadian 1:1 sampai dengan Kitab Keluaran Pasal 20 yang memuat Sepuluh Perintah.

Kedua, adalah kitab Kejadian ditambah Kitab Jubilees sebagai penjelasannya atau penafsirannya.

Hal ini disebabkan, karena di dalam Kitab Kejadian sendiri, hampir tidak ada perintah yang tegas yang berlaku untuk seluruh umat manusia selain perintah untuk berkembang biak dan beranak cucu, larangan untuk membunuh manusia, larangan untuk memakan darah, dan perjanjian sunat. Di luar itu, tidak ada perintah atau larangan misalnya seperti no idolatry, no blasphemy, jangan mencuri, jangan berzinah, dan jangan berdusta. Oleh karena itu, kita memerlukan kitab lain di luar Kitab Kejadian, yang melegalisasi bahwa perintah tersebut memang ada tertulis di dalam sebuah kitab yang memang ditujukan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk bangsa Israel saja. 

Antara Kitab Keluaran sampai dengan Pasal 20 dengan Kitab Jubilees, sepertinya saya lebih condong kepada Kitab Jubilee. Hal ini antara lain disebabkan karena di dalam Kitab Jubilee memang ada tertulis dimana Abraham memberikan pesan kepada anak-anaknya untuk mengasihi Tuhan dan untuk berserah diri kepada perintahnya (Jub 20:6 as translated by Schodde), yang mana hal ini mengingatkan saya kepada Al Baqarah 131-132.

Jadi, kesimpulan saya saat ini kitab selain Al Quran yang wajib diimani oleh setiap mukmin adalah Kitab Taurat, atau yang secara etymology berarti kitab Hukum atau Pengajaran, yang meliputi Kitab Kejadian (Genesis/Bereshit) dan Kitab Jubilee (the Book of Jubilees atau Yovelim). Karena kedua kitab ini, setidaknya pada sebagian pertamanya, banyak berkisah mengenai nabi-nabi terdahulu, khusunya Nabi Nuh dan Nabi Abraham, dimana keduanya dapat disebut sebagai Bapak umat manusia dan/atau Bapak bangsa-bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Menyembah dan Melayani

Kebanyakan muslim di Indonesia, jika ditanyakan pertanyaan, mengapa Allah menciptakan manusia, kemungkinan besar mereka akan menjawab, bahwa Allah menciptakan manusia untuk menyembah Allah, dengan berdalil kepada Quran Surah Adz Dzariyat ayat 56 (QS 51:56). Kata menyembah tsb diterjemahkan dari kata terakhir dalam ayat tsb, yakni liya'buduun , yang memiliki akar kata ( ain , ba' , dan dal ), yang sering diterjemahkan sebagai menyembah, atau beribadah.  Demikian juga kalau kita membaca terjemahan ayat tsb dalam bahasa Inggris, maka sebahagian besar penerjemah menerjemahkan kata tsb sebagai "to worship" yang merupakan padanan kata dari kata "menyembah"  ( I did not create jinn and humankind except to worship Me ). Demikian juga dengan ayat kelima dalam surah Al Fatihah, Iyyaka na'budu wa iyyaka nas'tain , yang sering diterjemahkan sebagai menyembah atau to worship . Begitu juga dengan Al kaafirun 2 dll yang diterjemahkan sebagai menyembah atau wors...

Taurat, Injil, dan Al Furqan

Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, sebelum (Al Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (QS 3:3-4) Di dalam ayat QS 3:3-4 ini Tuhan menyebutkan empat Kitab Suci sekaligus, yaitu Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (Al Quran), Taurat, Injil, dan Al Furqan . Kita sudah tahu bahwa Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah Al Quran. Tetapi apakah yang dimaksud dengan Taurat, Injil, dan Al Furqan ? Taurat dan Injil Pada umumnya, orang mengenal Kitab Taurat sebagai lima kitab pertama dari Perjanjian Lama (Pentateuch) , yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan ( Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, and Deuteronomy ) Sedangkan untuk Kitab Injil, o...

Menelusuri Jejak Injil yang Asli

Beberapa tahun yang lalu, dalam salah satu thread Sosial-Budaya di forum.detik.com, seorang member Nasrani mempertanyakan mengapa umat Islam yang kerap menuduh bahwa Injil [Perjanjian Baru] yang sekarang ini beredar sudah tidak asli lagi. Kalau memang demikian, lalu dimanakah Injil yang asli tersebut? Kira-kira begitu pertanyaannya. Apakah benar bahwa umat Islam hanya asal menuduh bahwa Injil Perjanjian Baru yang saat ini beredar sudah tidak asli lagi? Bagaimana dengan pendapat para scholars? Satu hal yang pasti, para ahli sepakat bahwa ketika Yesus hidup sekitar 2000 tahun yang lalu, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Yesus adalah bahasa Semit, entah itu bahasa Ibrani (Hebrew) atau bahasa Aram (Aramaic) . Memang benar bahwa sebagian besar scholars berpendapat bahwa bahasa yang digunakan oleh Yesus adalah bahasa Aram; namun sebagian kecil scholars yang lain -dengan bukti-bukti yang cukup meyakinkan- meyakini bahwa Yesus berbicara dalam bahasa Ibrani (Hebrew) . Apalagi ...