Dalam buku The Greatest Story Never Told: Torah, Not for Jews Only!, Rabbi Ariel bar Tzadok menulis sebagai berikut:
Sebelum kejatuhannya, Adam lebih merupakan sosok spiritual ketimbang sosok fisik. Dalam dirinya terdapat seluruh jiwa umat manusia. Ini tidak hanya berarti bahwa seluruh jiwa akan lahir dari dirinya, melainkan masing-masing dan setiap sel dalam tubuhnya merupakan jiwa individu yang memiliki kesadaran. Dengan demikian, Adam merupakan kumpulan jiwa dari seluruh umat manusia. Maka tidak heran jika di dalam bahasa Ibrani kata untuk manusia dan nama Bapak dari seluruh umat manusia adalah satu dan sama, yakni Adam.
Umat manusia, secara bersama-sama, mengalami nasib Adam, bukan sebagai keturunannya, melainkan sebagai bagian dari kumpulan jiwanya. Dosa yang mengotori kumpulan jiwa Adam menyebabkan kumpulan jiwa tersebut terpisah. Setiap jiwa, menjadi entitas yang mandiri. Masing-masing jiwa mandiri yang baru ini memiliki tanggung jawab untuk kembali kepada Tuhan. (p.34)
Buku ini membuat saya tercengang dan membuka mata saya. Setelah saya ingat-ingat kembali beberapa ayat Quran dan tertama hadits Nabi, justru apa yang disampaikan oleh rabbi Ariel b. Tzadok ini sangat masuk akal dan klop dengan apa yang disampaikan oleh Quran dan hadits.
Tadinya saya memandang Adam sebagai satu sosok individu yang merupakan Bapak dari seluruh umat manusia. Tapi sesuai dengan tulisan Rabbi Ariel tsb, saya memandang Adam dengan cara yang berbeda, dan menganggap bahwa Adam bukanlah kakek moyang dari kita, melainkan kita semua umat manusia adalah bagian dari Adam ketika Adam pertama kali diciptakan.
Sesuai dengan judul artikel, berikut disampaikan beberapa ayat yang ambigu yang menyatakan apakan Adam itu adalah singular (tunggal) ataukah plural (jamak):
- Genesis 1:26-27: " 27 So God created man in His own image; in the image of God He created him; male and female He created them. 28 Then God blessed them, and God said to them, “Be fruitful and multiply ...."
- Genesis 5:1-2: "In the day that God created man, He made him in the likeness of God. 2 He created them male and female, and blessed them and called them Adam in the day they were created." Dalam ayat ini bahkan ditegaskan lebih lanjut bahwa Adam adalah nama mereka (plural).
- Genesis 4:10-11: "10 And He said, “What have you done? The voice of your brother’s bloods cries out to Me from the ground. 11 So now you are cursed from the earth, which has opened its mouth to receive your brother’s bloods from your hand." Kata darah dalam ayat tersebut berbentuk plural (jamak), walaupun darah yang dimaksud adalah darah satu orang saja yakni darah Abel.
- Genesis 2:7: "7 And Hashem Elohim formed the adam of the aphar min haadamah, and breathed into his nostrils the nishmat chayyim; and the adam became a nefesh chayyah." Kata nishmat chayyim dalam ayat ini konon berbentuk plural.
- Al Quran Surat Al Alaq ayat 2: Ø®َÙ„َÙ‚َ ٱلْØ¥ِنسَÙ€ٰÙ†َ Ù…ِÙ†ْ عَÙ„َÙ‚ٍÙ¢ Kata insan dalam ayat ini berbentuk singular (tunggal), namun kata darah (alaq) berbentuk plural (jamak), dimana bentuk singular dari darah adalah alaqah.
- Al A'raf ayat 11: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam," maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia (Iblis) tidak termasuk mereka yang bersujud." Dalam ayat ini kata kamu berada dalam bentuk plural (jamak), sedangkan Adam kita tahu berbentuk tunggal.
- Al A'raf ayat 172. Dari berbagai kitab tafsir yang saya baca (antara lain Tabari, Qurthubi, dan Ibnu Katsir), para ahli tafsir tersebut ketika mengomentari Al A'raf 172 mereka mengetengahkan sebuah hadits qudsi yang menyatakan bahwa Allah menepuk punggung Nabi Adam, dan kemudian dari punggung Nabi Adam tersebut keluarlah seluruh keturunan Adam dari yang pertama sampai yang terakhir pada hari akhir kelak. Dengan demikian, hadits qudsi tersebut mengisyaratkan bahwa benarlah yang dikatakan oleh Rabbi Ariel bar Tzadok, bahwasanya jiwa-jiwa kita sudah eksis sejak zaman Adam, dan kita semua merupakan bagian dari Nabi Adam. wa Allahu a'lam.
Dengan demikian, nampaknya apa yang tertulis di dalam Kitab Kejadian selaras dengan apa yang tertulis di dalam Al Quran (dan Hadits), bahwasanya memang terdapat ambiguitas mengenai diri Adam, yang bisa disebut sebagai singular maupun plural sekaligus.
Komentar
Posting Komentar